AMSAL 9 – Undangan Hikmat dan Undangan Kebodohan

1
Hikmat telah mendirikan rumahnya,
menegakkan ketujuh tiangnya,

2
memotong ternak sembelihannya, mencampur anggurnya,
dan menyediakan hidangannya.

3
Pelayan-pelayan perempuan telah disuruhnya berseru-seru
di atas tempat-tempat yang tinggi di kota:

4
“Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari”;
dan kepada yang tidak berakal budi katanya:

5
“Marilah, makanlah rotiku,
dan minumlah anggur yang telah kucampur;

6
buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup,
dan ikutilah jalan pengertian.”

7
Siapa mendidik seorang pencemooh, mendatangkan cemooh kepada dirinya sendiri,
dan siapa mengecam orang fasik, mendapat cela.

8
Janganlah mengecam seorang pencemooh, supaya engkau jangan dibencinya,
kecamlah orang bijak, maka engkau akan dikasihinya,

9
berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak,
ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah.

10
Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN,
dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.

11
Karena oleh aku umurmu diperpanjang,
dan tahun-tahun hidupmu ditambah.

12
Jikalau engkau bijak, kebijakanmu itu bagimu sendiri,
jikalau engkau mencemooh, engkau sendirilah orang yang akan menanggungnya.

13
Perempuan bebal cerewet,
sangat tidak berpengalaman ia, dan tidak tahu malu.

14
Ia duduk di depan pintu rumahnya
di atas kursi di tempat-tempat yang tinggi di kota,

15
dan orang-orang yang berlalu di jalan,
yang lurus jalannya diundangnya dengan kata-kata:

16
“Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari”;
dan kepada orang yang tidak berakal budi katanya:

17
“Air curian manis,
dan roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya.”

18
Tetapi orang itu tidak tahu, bahwa di sana ada arwah-arwah
dan bahwa orang-orang yang diundangnya ada di dalam dunia orang mati.


🏛️🍷📣 Ringkasan Amsal 9 – Undangan Hikmat vs Rayuan Kebodohan
Amsal 9 menutup bagian pertama kitab Amsal dengan kontras tajam antara dua perempuan: Hikmat dan Kebodohan. Keduanya mengundang orang-orang untuk datang, tapi tujuannya berbeda. Hikmat membawa kehidupan dan pengertian; Kebodohan membawa kematian. Hidup adalah pilihan moral dan spiritual — dan Salomo mengajak kita memilih dengan bijak.


📌 1. Undangan dari Hikmat (ayat 1–6)

“Hikmat telah mendirikan rumahnya…”

  • Hikmat digambarkan:
    – Seperti wanita bijak yang membangun rumah
    – Menyembelih ternak, mencampur anggur, mengatur meja
  • Ia berseru dari tempat tinggi:
    – Mengundang orang yang tak berpengalaman dan bodoh
    – Memberi makanan dan anggur rohani: “Tinggalkanlah kebodohan…”

🎯 Hikmat mempersiapkan jamuan rohani bagi siapa saja yang ingin hidup dan bijak.


📌 2. Reaksi terhadap Teguran (ayat 7–9)

“Siapa mengajar pencemooh hanya mendapat cela…”

  • Teguran bisa ditanggapi dua cara:
    Pencemooh: marah, menyerang balik
    Orang bijak: belajar, bertambah hikmat
  • Pengajaran penting:
    – Jangan buang waktu menasihati orang yang menolak hikmat

🎯 Sikap terhadap teguran menentukan apakah kita bijak atau bebal.


📌 3. Takut akan Tuhan = Awal Hikmat (ayat 10–12)

“Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN…”

  • Takut akan Tuhan bukan rasa takut biasa, tapi:
    – Rasa hormat yang dalam
    – Kesadaran akan kekudusan dan otoritas Allah
  • Hikmat menghasilkan:
    Umur panjang, hidup berkualitas, dan tanggung jawab pribadi

🎯 Hidup yang bijak dimulai dengan mengenal siapa Tuhan sebenarnya.


📌 4. Rayuan dari Kebodohan (ayat 13–18)

“Perempuan bodoh cerewet… ia duduk di muka pintu rumahnya…”

  • Kebodohan:
    – Bersuara keras, tetapi kosong
    – Mengundang orang yang lewat untuk datang
  • Tawaran kebodohan:
    – “Air curian manis…” – godaan untuk melanggar dan tetap merasa nikmat
  • Tapi hasilnya:
    – Tamu-tamunya ada di dunia orang mati

🎯 Kebodohan kelihatan menggoda, tetapi di ujungnya maut.


📖 Pengajaran Utama

  • Hikmat dan kebodohan sama-sama memanggil, tapi membawa hasil yang sangat berbeda
  • Pilihan kecil hari ini bisa membawa kehidupan atau kehancuran
  • Hikmat dimulai dengan rasa takut akan Tuhan
  • Menolak teguran = hidup dalam kebodohan
  • Kebodohan selalu mengemas dosa sebagai “manis” — tapi hasilnya mematikan

Makna Spiritualitas (Perjanjian Baru)

📖 Matius 22:2–3

“Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin…”
→ Undangan hikmat seperti undangan Allah — banyak yang dipanggil, sedikit yang datang.

📖 Lukas 14:15–24

“Datanglah, sebab segala sesuatu sudah tersedia.”
→ Undangan Hikmat = anugerah Allah bagi orang yang mau bertobat dan hidup.

📖 Yakobus 1:5

“Jika ada di antara kamu kekurangan hikmat…”
→ Hikmat adalah pemberian Allah bagi yang mau memintanya dengan rendah hati.

📖 Roma 6:23

“Upah dosa ialah maut…”
→ Seperti Amsal 9:18 — “Tamu-tamunya ada di dunia orang mati…”

🎯 Amsal 9 adalah pertarungan antara dua suara — Hikmat dan Kebodohan. Pilihan suara yang kita ikuti menentukan masa depan kekal.


🕊️ “Hikmat telah mendirikan rumahnya…” – Amsal 9:1
🕊️ “Tinggalkanlah kebodohan, maka kamu akan hidup…” – Amsal 9:6
🕊️ “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN…” – Amsal 9:10
🕊️ “Air curian manis rasanya…” – Amsal 9:17
🕊️ “Tamu-tamunya ada di dunia orang mati…” – Amsal 9:18

© 2025 KebenaranHidup.com  | Project Kristus