1
Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: “Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!”,
2
sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan,
3
pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur,
4
dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi perempuan tunduk,
5
juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga, belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi — karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan peratap-peratap berkeliaran di jalan,
6
sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur,
7
dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
8
Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia.
9
Selain Pengkhotbah berhikmat, ia mengajarkan juga kepada umat itu pengetahuan. Ia menimbang, menguji dan menyusun banyak amsal.
10
Pengkhotbah berusaha mendapat kata-kata yang menyenangkan dan menulis kata-kata kebenaran secara jujur.
11
Kata-kata orang berhikmat seperti kusa dan kumpulan-kumpulannya seperti paku-paku yang tertancap, diberikan oleh satu gembala.
12
Lagipula, anakku, waspadalah! Membuat banyak buku tak akan ada akhirnya, dan banyak belajar melelahkan badan.
13
Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.
14
Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.
⏳🪞📖 Ringkasan Pengkhotbah 12 – Ingatlah Penciptamu Sebelum Terlambat
Pasal penutup ini adalah seruan emosional dan serius dari Salomo, agar manusia mengingat Penciptanya di masa muda, sebelum hari-hari sukar datang. Ia menggambarkan penuaan dan kematian secara puitis, lalu menutup dengan inti dari seluruh kitab: takut akan Allah dan taati perintah-Nya.
📌 1. Ingatlah Penciptamu di Masa Muda (ayat 1)
“Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu…”
- Masa muda bukan untuk lupa Tuhan, tapi justru saat terbaik untuk mengingat-Nya
- Mengingat Allah = hidup dalam relasi, ketaatan, dan kesadaran akan keberadaan-Nya
🎯 Semakin cepat kamu mengingat Tuhan, semakin bijak arah hidupmu.
📌 2. Gambaran Puitis Tentang Penuaan (ayat 2–7)
“Sebelum matahari dan terang dan bulan serta bintang-bintang menjadi gelap…”
- Ini metafora yang indah dan menyedihkan:
-
-
Tangan gemetar, gigi hilang, mata kabur, jalan tertutup, rambut memutih
-
Salomo menggambarkan tubuh manusia yang menua dan melemah
-
- Akhirnya: “Debu kembali menjadi tanah seperti semula, dan roh kembali kepada Allah…”
🎯 Kematian itu pasti, dan kita akan kembali kepada Sang Pencipta.
📌 3. Semua Itu Sia-sia Jika Tanpa Allah (ayat 8)
“Kesia-siaan atas kesia-siaan, segala sesuatu adalah sia-sia.”
- Hidup tanpa tujuan ilahi = kosong, tak peduli seberapa kaya, pintar, atau kuat
- Ini mengulang tema utama kitab Pengkhotbah: hidup di bawah matahari tanpa Allah itu hampa
🎯 Makna sejati hanya ditemukan saat hidup diarahkan kepada Tuhan.
📌 4. Salomo sebagai Pengkhotbah Bijak (ayat 9–10)
“Ia menyusun banyak amsal dan mengajarkan pengetahuan…”
- Salomo bukan asal bicara; ia meneliti, menyusun, dan menyampaikan hikmat ilahi
- Kata-katanya seperti paku dan tongkat gembala: meneguhkan dan mengarahkan
🎯 Firman Tuhan memberi arah dan meneguhkan hidup kita.
📌 5. Kesimpulan Hidup: Takutlah Akan Allah (ayat 11–14)
“Akhir dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya…”
- Semua akan dihakimi: yang terang maupun tersembunyi
- Tujuan akhir hidup bukan kesenangan, pencapaian, atau reputasi — tapi ketaatan kepada Allah
🎯 Hidup benar bukan soal tahu banyak, tapi taat dengan rendah hati.
📖 Pengajaran Utama
- Gunakan masa muda untuk mengenal Tuhan sebelum terlambat
- Penuaan dan kematian adalah proses alami — persiapkan sejak dini
- Hikmat sejati lahir dari takut akan Allah
- Kehidupan tanpa arah rohani adalah kesia-siaan
- Semua akan diadili — maka hiduplah dengan tanggung jawab rohani
✨ Makna Spiritualitas (Perjanjian Baru)
“Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus…”
“Perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup… pergunakanlah waktu yang ada…”
“Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya…”
“Manusia ditetapkan untuk mati satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi.”
🎯 Dalam Kristus, hidup bukan lagi sia-sia — karena hidup kita, kerja kita, bahkan kematian kita, mendapat makna kekal.
🕊️ “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu.” – Pengkhotbah 12:1
🕊️ “Debu kembali menjadi tanah… dan roh kembali kepada Allah…” – Pengkhotbah 12:7
🕊️ “Kesia-siaan atas kesia-siaan…” – Pengkhotbah 12:8
🕊️ “Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya.” – Pengkhotbah 12:13