1
Bunga mawar dari Saron aku,
bunga bakung di lembah-lembah.
2
— Seperti bunga bakung di antara duri-duri,
demikianlah manisku di antara gadis-gadis.
3
— Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di hutan,
demikianlah kekasihku di antara teruna-teruna.
Di bawah naungannya aku ingin duduk,
buahnya manis bagi langit-langitku.
4
Telah dibawanya aku ke rumah pesta,
dan panjinya di atasku adalah cinta.
5
Kuatkanlah aku dengan penganan kismis,
segarkanlah aku dengan buah apel,
sebab sakit asmara aku.
6
Tangan kirinya ada di bawah kepalaku,
tangan kanannya memeluk aku.
7
Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem,
demi kijang-kijang atau demi rusa-rusa betina di padang:
jangan kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta
sebelum diingininya!
8
Dengarlah! Kekasihku!
Lihatlah, ia datang,
melompat-lompat di atas gunung-gunung,
meloncat-loncat di atas bukit-bukit.
9
Kekasihku serupa kijang,
atau anak rusa.
Lihatlah, ia berdiri
di balik dinding kita,
sambil menengok-nengok melalui tingkap-tingkap
dan melihat dari kisi-kisi.
10
Kekasihku mulai berbicara kepadaku:
“Bangunlah manisku,
jelitaku, marilah!
11
Karena lihatlah, musim dingin telah lewat,
hujan telah berhenti dan sudah lalu.
12
Di ladang telah nampak bunga-bunga,
tibalah musim memangkas;
bunyi tekukur terdengar di tanah kita.
13
Pohon ara mulai berbuah,
dan bunga pohon anggur semerbak baunya.
Bangunlah, manisku,
jelitaku, marilah!
14
Merpatiku di celah-celah batu,
di persembunyian lereng-lereng gunung,
perlihatkanlah wajahmu,
perdengarkanlah suaramu!
Sebab merdu suaramu
dan elok wajahmu!”
15
Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu,
rubah-rubah yang kecil,
yang merusak kebun-kebun anggur,
kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!
16
Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia
yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.
17
Sebelum angin senja berembus
dan bayang-bayang menghilang,
kembalilah, kekasihku,
berlakulah seperti kijang,
atau seperti anak rusa
di atas gunung-gunung tanaman rempah-rempah!
🌸🕊️🎼 Ringkasan Kidung Agung 2 – Musim Cinta Telah Tiba
Kidung Agung 2 menggambarkan keindahan cinta yang berkembang dan saling merindukan. Musim dingin telah berlalu — kini musim semi tiba, melambangkan masa pertumbuhan cinta, pengharapan, dan keintiman. Ini juga berbicara tentang kerinduan kekasih untuk hadir dan berjalan bersama, serta pentingnya menjaga kemurnian cinta.
📌 1. Keindahan dan Rendah Hati Sang Kekasih (ayat 1–2)
“Aku adalah bunga mawar dari Saron, bunga bakung di lembah-lembah.”
- Si wanita menggambarkan dirinya dengan sederhana dan rendah hati
- Sang pria justru memuji: “seperti bunga bakung di antara duri” — artinya dia unik, indah, dan berharga
🎯 Cinta sejati melihat keindahan dalam kerendahan hati dan ketulusan.
📌 2. Kasih yang Memberi Naungan dan Kenikmatan (ayat 3–6)
“Seperti pohon apel di antara pohon hutan…”
- Si pria dipuji sebagai naungan yang sejuk dan memberi buah manis
- Ia membawa sang wanita ke “rumah pesta” — penuh kasih dan perlindungan
- “Tangan kirinya ada di bawah kepalaku” — gambaran kedekatan, kenyamanan, dan keintiman
🎯 Kasih yang benar melindungi dan menyegarkan, bukan menuntut dan menekan.
📌 3. Jangan Bangkitkan Cinta Sebelum Waktunya (ayat 7)
“Jangan membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya.”
- Nasihat penting: cinta sejati menunggu waktu yang tepat
- Emosi dan gairah tidak boleh melampaui kesucian dan kehendak Allah
🎯 Cinta tanpa kesabaran akan merusak, bukan membangun.
📌 4. Suara Sang Kekasih yang Mendekat (ayat 8–14)
“Dengar! Kekasihku! Lihat, ia datang melompat-lompat di atas gunung…”
- Sang wanita menggambarkan kerinduan dan sukacita saat sang kekasih mendekat
- Kekasih itu mengajaknya keluar: musim semi telah datang, waktunya berbunga
- Ia ingin melihat wajahnya, mendengar suaranya — simbol keintiman rohani
🎯 Kasih mengajak keluar dari tempat persembunyian menuju pertumbuhan dan terang.
📌 5. Tangkap Rubah-Rubah Kecil (ayat 15)
“Tangkaplah bagi kami rubah-rubah kecil yang merusak kebun anggur…”
- Rubah kecil melambangkan hal-hal kecil yang merusak hubungan:
-
-
ego, kesalahpahaman, dosa tersembunyi
-
- Jika tidak ditangani, akan merusak cinta yang sedang bertumbuh
🎯 Hubungan rohani dan cinta harus dijaga — termasuk dari gangguan kecil sekalipun.
📌 6. Kepemilikan dan Kerinduan (ayat 16–17)
“Kekasihku kepunyaanku dan aku kepunyaannya…”
- Gambaran cinta eksklusif dan penuh komitmen
- Namun si wanita menantikan waktu yang tepat untuk bersama — ia masih menunggu
- “Sampai bayang-bayang hilang…” — simbol menanti terang dan kesiapan penuh
🎯 Cinta yang sejati mengenal batas, kesabaran, dan rasa saling memiliki yang suci.
📖 Pengajaran Utama
- Cinta sejati bersifat pribadi, melindungi, dan menyegarkan jiwa
- Kerendahan hati dan keunikan pribadi dihargai dalam hubungan cinta yang sehat
- Jangan bangkitkan cinta sebelum waktunya — tunggulah kehendak Tuhan
- Gangguan kecil bisa merusak hubungan — jaga dan tangani dengan kasih
- Cinta ilahi mengajak keluar dari persembunyian menuju pertumbuhan rohani
✨ Makna Spiritualitas (Perjanjian Baru)
“Kristus mengasihi jemaat… supaya Ia menempatkannya sebagai jemaat yang mulia…”
“Aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi… untuk mempersembahkan kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.”
“Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok…”
“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.”
🎯 Hubungan antara Kristus dan gereja-Nya dipenuhi kasih yang lembut, penuh kerinduan, dan suci — seperti dalam Kidung Agung 2.
🕊️ “Aku adalah bunga mawar dari Saron, bunga bakung di lembah-lembah.” – Kidung Agung 2:1
🕊️ “Jangan membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya.” – Kidung Agung 2:7
🕊️ “Tangkaplah bagi kami rubah-rubah kecil…” – Kidung Agung 2:15
🕊️ “Kekasihku kepunyaanku dan aku kepunyaannya…” – Kidung Agung 2:16