Banyak orang bertanya-tanya, “Apakah Tuhan masih berbicara kepada manusia hari ini, seperti pada zaman Abraham atau Musa?” Pertanyaan ini muncul dari rasa rindu untuk mendengar suara Tuhan secara jelas di tengah kehidupan yang makin penuh kebisingan dan keraguan. Kalau Tuhan memang hidup dan peduli, apakah mungkin Ia benar-benar mau bicara dengan kita sekarang, di zaman teknologi dan AI?
Jawabannya adalah: ya, Tuhan masih berbicara kepada manusia. Tapi mungkin bukan dengan cara yang kita bayangkan. Mari kita telusuri bagaimana Tuhan menyampaikan suara-Nya di masa kini, dan bagaimana kita bisa belajar untuk lebih peka mendengar-Nya.
1. Tuhan Berbicara Lewat Firman-Nya
Cara paling utama Tuhan berbicara kepada kita adalah lewat Alkitab. Firman Tuhan tidak berubah, tetap relevan, dan hidup hingga saat ini.
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Timotius 3:16)
Alkitab bukan hanya buku sejarah atau kumpulan hukum moral, tapi suara Allah yang masih berbicara setiap kali kita membacanya. Banyak orang bersaksi bahwa saat mereka membaca satu ayat, mereka merasa seperti Tuhan sedang berbicara langsung pada situasi hidup mereka saat itu.
2. Tuhan Bisa Berbicara Lewat Hati Nurani dan Roh Kudus
Setelah Yesus naik ke surga, Ia tidak meninggalkan kita sendirian. Ia mengutus Roh Kudus yang tinggal dalam hati setiap orang percaya. Roh Kudus inilah yang memberi kita dorongan, kepekaan, atau teguran secara lembut di dalam hati.
“Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yohanes 14:26)
Pernahkah kamu merasa terdorong untuk menolong seseorang tanpa alasan yang jelas? Atau tiba-tiba merasa tidak damai saat akan mengambil keputusan tertentu? Bisa jadi itu suara Roh Kudus yang sedang membisikkan hikmat dari Tuhan.
3. Tuhan Bisa Menggunakan Orang Lain
Kadang Tuhan menyampaikan pesan-Nya lewat orang-orang di sekitar kita. Entah itu lewat khotbah di gereja, obrolan dengan sahabat, atau bahkan komentar seseorang yang tidak kita sangka.
“Bersabdalah TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar.” (1 Samuel 3:10)
Samuel mendengar suara Tuhan untuk pertama kalinya melalui bimbingan imam Eli. Begitu juga kita, bisa jadi Tuhan memakai orang lain untuk menyampaikan sesuatu yang penting, jika kita mau rendah hati dan mendengarkan.
4. Tuhan Bisa Bicara Lewat Keadaan
Kadang Tuhan tidak berbicara lewat kata-kata, tapi lewat peristiwa. Saat pintu tertutup, saat jalan dibuka, saat kita jatuh dan bangkit lagi, semuanya bisa menjadi cara Tuhan menunjukkan arah-Nya.
“Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya.” (Amsal 16:9)
Memang tidak semua kejadian langsung bisa kita pahami, tapi dalam prosesnya, Tuhan membentuk karakter dan membisikkan maksud-Nya secara perlahan.
5. Tuhan Tidak Selalu Bicara dengan Cara Spektakuler
Kita sering menunggu suara Tuhan dalam bentuk luar biasa: mimpi yang dramatis, suara yang terdengar jelas dari langit, atau tanda ajaib. Tapi Alkitab mengajarkan bahwa Tuhan juga berbicara dalam suara yang lembut.
“Sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa.” (1 Raja-raja 19:12)
Tuhan berbicara kepada Elia bukan lewat gempa atau api, tapi dalam ketenangan. Maka, jangan remehkan keheningan. Mungkin justru di sanalah suara Tuhan sedang terdengar paling jelas.
Penutup: Tuhan Masih Berbicara, Tapi Apakah Kita Mendengarkan?
Jadi, apakah Tuhan masih berbicara kepada manusia hari ini? Jawabannya jelas: iya. Tuhan tidak pernah berhenti berbicara. Tapi sering kali kita terlalu sibuk, terlalu bising, atau terlalu ragu untuk mendengar. Yang perlu kita lakukan adalah menyediakan waktu, membuka hati, dan belajar mengenali suara-Nya lewat firman, doa, Roh Kudus, orang lain, dan bahkan lewat keadaan.
“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.” (Yohanes 10:27)
Tuhan sedang berbicara. Maukah kamu berhenti sejenak dan mulai mendengarkan?