Nama Petrus selalu mencuat ketika kita berbicara tentang kegagalan yang paling memalukan dalam Alkitab. Ia bukan hanya murid biasa, tapi termasuk lingkaran paling dekat Yesus. Ia menyaksikan mujizat secara langsung, pernah berjalan di atas air, bahkan pernah mengakui bahwa Yesus adalah Mesias. Namun di saat Yesus ditangkap, Petrus menyangkal Dia sebanyak tiga kali.
โSebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.โ (Matius 26:75)
Gagal? Tentu. Gagal total? Jelas. Tapi kisah Petrus tidak berhenti di situ. Dan di sinilah keindahan kasih karunia Allah bekerja: bahkan orang yang gagal total bisa dipakai total.
Kegagalan Tidak Mengakhiri Panggilan
Petrus tahu bahwa ia telah jatuh dalam dosa besar. Ia menangis dengan pedih setelah sadar perbuatannya. Dalam Yohanes 21, kita melihat adegan pemulihan yang sangat lembut dan penuh kasih: Yesus bertanya tiga kali kepada Petrus, โApakah engkau mengasihi Aku?โ (Yohanes 21:15-17). Tiga kali juga Petrus mengakuinya.
Tuhan tidak mengingatkan Petrus tentang kegagalannya. Tuhan mengarahkannya kembali pada panggilannya: โGembalakanlah domba-domba-Ku.โ
Ini menunjukkan bahwa pemulihan tidak hanya soal pengampunan, tapi juga pemulihan otoritas dan tanggung jawab. Petrus tidak disingkirkan. Ia ditetapkan kembali.
Kegagalan yang Membentuk Kerendahan Hati
Sebelum menyangkal Yesus, Petrus sempat berkata bahwa ia tidak akan pernah meninggalkan Yesus, meski murid lain melakukannya (Markus 14:29). Tapi justru kesombongan inilah yang membuat ia jatuh.
Setelah kegagalan itu, Petrus menjadi pribadi yang lebih rendah hati dan lebih peka. Ia tidak lagi cepat-cepat bicara besar, tetapi lebih tulus dalam kasih dan pelayanan.
โAllah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.โ (Yakobus 4:6)
Gagal Tidak Membuat Kita Tidak Layak
Petrus pernah merasa tidak layak lagi melayani. Ia sempat kembali menjadi nelayan (Yohanes 21:3), seperti hendak mundur dari panggilan. Tapi Tuhan datang menghampirinya di danau, membakar bara di tepi pantai, dan mengundangnya makan bersama.
Tuhan tidak menolak kita saat kita gagal. Justru saat kita remuk, hati kita paling siap untuk dibentuk ulang. Itu sebabnya Petrus kemudian dipakai luar biasa di Kisah Para Rasul, memberitakan Injil dengan berani, bahkan menjadi martir bagi Kristus.
Penutup: Gagal Total? Tuhan Masih Bisa Pakai Kamu
Kalau kamu pernah merasa gagal besar dalam hidup, pelayanan, atau relasi, renungkan kisah Petrus. Tuhan tidak buang orang gagal. Ia mencari mereka, memulihkan mereka, dan membangun sesuatu yang baru melalui mereka.
Yang Tuhan butuhkan bukan kesempurnaanmu, tapi hatimu yang mau kembali. Petrus gagal total, tapi ia juga dipakai total. Dan hal yang sama masih Tuhan lakukan hari ini bagi siapa pun yang mau kembali kepada-Nya.