Ketika kita berbicara tentang iman, nama Abraham hampir selalu disebut. Bukan karena ia sempurna, tapi karena hatinya bersedia percaya penuh pada Tuhan, bahkan saat logika berkata sebaliknya. Dari sosok Abraham, kita belajar bahwa iman bukan hanya tentang percaya di dalam hati, tapi juga melangkah sesuai janji Tuhan, bahkan jika hasilnya belum kelihatan.
Dalam Kejadian 12:1-2, Tuhan berfirman kepada Abraham:
βPergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar.β
Abraham diminta meninggalkan zona nyamannya. Tidak ada peta, tidak ada GPS, bahkan tidak ada kepastian soal βnegeri yang akan Kutunjukkan.β Tapi ia tetap pergi. Di sini kita melihat bahwa iman sejati terlihat dalam tindakan, bukan hanya pengakuan.
Iman yang Berani Meninggalkan
Bagi banyak orang, meninggalkan zona nyaman adalah hal paling sulit. Tapi Abraham taat. Ia tidak tanya dulu seperti apa negerinya, bagaimana penghasilannya nanti, atau apakah ada jaminan aman. Ia hanya percaya dan pergi.
βKarena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya.β (Ibrani 11:8)
Teladan ini sangat relevan dalam kehidupan modern, ketika kita dipanggil keluar dari kebiasaan lama, keluar dari dosa, atau bahkan mengambil langkah besar dalam panggilan Tuhan. Kita tidak perlu tahu semua detail, cukup tahu bahwa Tuhan yang memanggil itu setia.
Iman yang Tetap Bertahan Saat Janji Belum Terlihat
Abraham dijanjikan keturunan sebanyak bintang di langit, tapi ia dan Sara menunggu sangat lama. Dalam Roma 4:20-21 tertulis:
βTetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.β
Abraham tidak sempurna, ia sempat mencoba βmembantuβ Tuhan melalui Hagar. Tapi akhirnya ia belajar bahwa iman sejati adalah percaya penuh pada waktu dan cara Tuhan.
Teladan yang Bisa Kita Tiru Hari Ini
- Percaya tanpa harus tahu segalanya
- Melangkah saat Tuhan berbicara, walau belum melihat hasil
- Tetap teguh walau penantian terasa panjang
- Mengakui saat salah dan kembali ke jalan Tuhan
Iman Abraham bukan tentang tidak pernah gagal, tapi tentang hati yang selalu kembali percaya.
Penutup: Tuhan Masih Mencari Abraham Zaman Ini
Tuhan tidak berubah. Ia masih memanggil orang-orang hari ini untuk berjalan bersama-Nya dengan iman. Maukah kita menjadi seperti Abraham? Meninggalkan yang lama, mempercayai janji-Nya, dan berjalan di atas dasar firman-Nya?
βDan jika kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.β (Galatia 3:29)