Pertanyaan ini sering muncul, bahkan dari orang percaya sendiri: Jika Tuhan itu Maha Pengasih dan penuh kasih, mengapa ada neraka? Bukankah neraka terlalu mengerikan untuk diciptakan oleh Tuhan yang penuh kasih?
Untuk menjawab ini, kita perlu memahami sifat Tuhan secara utuh. Tuhan memang Maha Pengasih (1 Yohanes 4:8), tetapi Ia juga adil dan benar (Mazmur 89:15). Kasih dan keadilan Tuhan tidak saling meniadakan, melainkan berjalan seiring.
“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23)
Ayat ini memperlihatkan dua sisi yang seimbang: upah dosa dan karunia hidup kekal. Tuhan tidak dengan senang hati menghukum manusia. Ia memberikan pilihan. Bahkan sebelum manusia dihukum, Tuhan terlebih dahulu menyediakan jalan keselamatan melalui Yesus.
“Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya… Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” (2 Petrus 3:9)
Neraka bukan tempat yang disediakan untuk manusia sejak awal. Dalam Matius 25:41 disebutkan bahwa neraka disiapkan “untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya”. Tapi manusia diberi kehendak bebas. Kita punya pilihan untuk menerima atau menolak kasih karunia Tuhan. Neraka adalah konsekuensi dari pilihan bebas manusia yang menolak Tuhan.
Bayangkan jika Tuhan tidak menghakimi kejahatan. Apakah kita masih bisa menyebut-Nya adil? Jika pembunuh, pemerkosa, dan penipu tidak pernah diadili, keadilan menjadi kosong. Neraka adalah bagian dari keadilan Tuhan yang suci, tempat di mana kejahatan tidak lagi dibiarkan.
Tapi yang lebih penting adalah Tuhan tidak ingin siapa pun masuk ke sana. Itulah sebabnya Ia rela mengutus Anak-Nya sendiri untuk mati menanggung dosa kita. Tuhan menyediakan keselamatan, tapi Ia tidak memaksa. Kasih sejati tidak memaksa, kasih sejati memberi pilihan.
Jadi, ketika kita bertanya, “Jika Tuhan baik, mengapa ada neraka?” Kita juga harus bertanya: Sudahkah saya menerima jalan keluar yang Tuhan berikan dari neraka itu sendiri, yaitu Yesus Kristus?