Ketika Merasa Lelah Secara Rohani: Apa yang Tuhan Lakukan Saat Kita Ingin Menyerah?

Kadang, menjadi orang percaya itu melelahkan. Kita mungkin sudah berdoa dengan tekun, membaca firman, melayani dengan sepenuh hati, tapi tetap merasa kosong. Roh seperti kering. Semangat hilang. Bahkan untuk berdoa pun rasanya berat. Lalu muncul pertanyaan yang jujur tapi menyakitkan: “Tuhan, di mana Engkau?”

Jika hari ini kamu merasa seperti itu, kamu tidak sendirian. Bahkan tokoh-tokoh iman besar dalam Alkitab pun pernah mengalami kelelahan rohani. Elia, nabi besar yang pernah mengalahkan nabi-nabi Baal, pernah berkata dalam 1 Raja-raja 19:4, “Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku.” Elia sedang lelah. Secara fisik, mental, dan terutama secara rohani.

Kelelahan Rohani Itu Nyata

Banyak orang Kristen merasa bersalah saat mengalami kelelahan rohani. Mereka berpikir, “Kalau aku benar-benar beriman, seharusnya aku tidak boleh merasa begini.” Tapi faktanya, justru karena kita sungguh-sungguh ingin hidup dalam iman, kita bisa merasa kelelahan. Ini bukan tanda kelemahan iman, tapi sinyal bahwa kita butuh datang lebih dekat pada sumber kekuatan sejati.

Dalam Matius 11:28, Yesus sendiri berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Dia tidak berkata, “Datanglah kalau kamu kuat.” Tapi justru, “Datanglah kalau kamu lelah.”

Apa yang Tuhan Lakukan Saat Kita Lelah?

Saat Elia ingin menyerah, Tuhan tidak menegurnya dengan keras. Dia justru menyuruh malaikat untuk memberi makanan dan minuman, dan berkata, “Bangunlah, makanlah! Sebab perjalananmu masih jauh” (1 Raja-raja 19:7). Tuhan memulihkan Elia secara fisik terlebih dahulu, lalu berbicara lembut dalam angin sepoi-sepoi. Bukan dalam gempa atau api yang spektakuler, tetapi dalam keheningan yang penuh damai (1 Raja-raja 19:11-12).

Begitu pula dengan kita. Saat kita merasa letih secara rohani, Tuhan tidak menuntut performa. Dia mengundang kita untuk beristirahat, untuk jujur di hadapan-Nya, dan membiarkan Dia yang memulihkan dari dalam.

Bagaimana Kita Mengatasi Kelelahan Rohani?

  1. Berhenti sejenak dan dengarkan. Bukan berarti kita berhenti dari Tuhan, tapi memberi ruang untuk diam dan menyadari bahwa kekuatan kita berasal dari-Nya. Mazmur 46:11 berkata, “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah.”
  2. Jujur dalam doa. Tuhan tidak mencari kata-kata indah. Ia mencari hati yang jujur. Mazmur 62:9 berkata, “Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya!”
  3. Kembali ke firman secara pribadi. Bukan karena kewajiban, tapi karena kebutuhan. Firman Tuhan itu makanan rohani. Yeremia 15:16 berkata, “Apabila aku menerima perkataan-Mu, maka aku menikmatinya.”
  4. Izinkan orang lain menopang. Terkadang, kita butuh komunitas yang mengingatkan dan mendukung saat kita lemah. Dalam Galatia 6:2, kita diperintahkan, “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu!”

Penutup: Lelah Bukan Akhir dari Iman

Lelah secara rohani bukan berarti kamu gagal sebagai orang Kristen. Itu bisa jadi tanda bahwa kamu butuh kembali ke sumber kekuatan yang sejati. Tuhan tahu kamu letih. Dia tidak marah. Dia justru memanggilmu lebih dekat. Dia tidak akan membiarkanmu jatuh tersungkur dan tidak bangkit lagi.

Yesaya 40:29-31 berkata, “Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya… orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya.”

Jadi, jangan menyerah. Beristirahatlah di hadapan Tuhan. Ia tidak akan membiarkanmu tetap lemah. Ia akan mengangkatmu kembali.

© 2025 KebenaranHidup.com  | Project Kristus