Ada saat di mana semua sudah kita rencanakan rapi, kita berdoa, kita berusaha, tapi hasil akhirnya justru mengecewakan. Proposal ditolak, usaha bangkrut, hubungan gagal, atau mimpi harus dikubur dalam. Rasa kecewa itu nyata. Bahkan sering terasa seperti Tuhan menjauh, atau tidak peduli.
Namun tahukah kamu, kegagalan dalam pandangan manusia bisa saja adalah awal dari keberhasilan dalam pandangan Allah? Apa yang kita sebut “gagal” belum tentu gagal di mata Tuhan. Bisa jadi justru itu jalan-Nya membawa kita ke arah yang lebih tepat.
Gagal Tidak Sama Dengan Tidak Dipakai
Petrus pernah gagal besar. Ia menyangkal Yesus tiga kali meski sebelumnya dengan gagah berkata akan setia sampai mati (Yohanes 13:37-38). Tapi Tuhan tidak membuang Petrus. Justru setelah kebangkrutan moral itu, Petrus dipulihkan (Yohanes 21:15-17) dan dipakai luar biasa untuk memimpin gereja mula-mula.
Kegagalanmu hari ini bukan akhir dari kisahmu. Bahkan bisa jadi itulah titik balik Tuhan untuk membentuk hatimu menjadi lebih kuat, lebih rendah hati, dan lebih siap.
Kegagalan Bukan Pertanda Tuhan Tidak Menyertai
Dalam Kejadian 39, Yusuf dijual sebagai budak, lalu dijebloskan ke penjara meski tidak bersalah. Dari sisi manusia, semua itu tampak seperti kegagalan beruntun. Tapi Alkitab dengan jelas mencatat, “Tetapi TUHAN menyertai Yusuf” (Kejadian 39:21). Kehadiran Tuhan tidak selalu tampak dari keadaan luar, tapi dari pengolahan karakter di dalam.
Tuhan tidak menjanjikan jalan yang mulus, tetapi janji-Nya pasti: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibrani 13:5).
Apa yang Harus Kita Lakukan Saat Mengalami Kegagalan?
- Akui rasa kecewa kepada Tuhan. Jangan memendam atau pura-pura kuat. Mazmur 34:19 berkata, “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati.”
- Evaluasi dengan rendah hati. Kadang kegagalan adalah alat Tuhan untuk menunjukkan hal-hal yang perlu diperbaiki. Amsal 3:11-12 menegaskan bahwa Tuhan mendidik orang yang dikasihi-Nya.
- Percayalah bahwa Tuhan masih bekerja. Roma 8:28 berkata, “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan.” Bahkan kegagalan pun bisa menjadi alat-Nya.
- Lepaskan kendali. Terkadang rencana Tuhan sangat berbeda dari harapan kita. Yeremia 29:11 mengingatkan kita bahwa rancangan-Nya adalah damai sejahtera.
- Mulai lagi dengan iman yang baru. Kegagalan bukan alasan untuk menyerah. Justru bisa menjadi batu loncatan untuk melompat lebih tinggi.
Penutup: Tuhan Lebih Tertarik Membentuk Kita Daripada Menyenangkan Kita
Tuhan tidak hanya ingin kita berhasil, Ia ingin kita serupa dengan Kristus. Dan kadang cara tercepat untuk membentuk karakter kita adalah lewat hal-hal yang tidak sesuai harapan. Jangan biarkan kegagalan membuatmu menjauh dari Tuhan. Sebaliknya, jadikan itu alasan untuk lebih dekat dan belajar percaya.
Karena pada akhirnya, Tuhan sanggup memakai kegagalan terbesarmu sebagai alat untuk membawa kesaksian terbesar dalam hidupmu.