Kata “gagal” sering jadi momok dalam hidup. Gagal masuk kampus impian, gagal dalam hubungan, gagal dalam pelayanan, gagal membangun bisnis, dan berbagai bentuk kegagalan lainnya bisa membuat kita merasa hancur dan ditinggalkan. Padahal, kegagalan bukan akhir, tetapi bisa jadi alat pengajar terbaik dari Tuhan.
Sebagian orang berpikir bahwa jika mereka gagal, maka Tuhan sedang menghukum mereka atau tidak lagi menyertai. Tapi Alkitab justru menunjukkan bahwa Tuhan kerap kali mengizinkan kegagalan terjadi agar karakter kita dibentuk, bukan dihancurkan.
Gagal Tidak Selalu Berarti Salah
Petrus adalah murid yang sangat menggebu-gebu. Ia pernah berkata bahwa ia tidak akan menyangkal Yesus. Tapi akhirnya ia menyangkal-Nya tiga kali (Lukas 22:61-62). Itu adalah kegagalan besar. Namun Tuhan tidak membuang Petrus. Justru kegagalan itu menjadi titik balik Petrus untuk mengenal kasih karunia Allah lebih dalam.
βLalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus… lalu ia pergi keluar dan menangis dengan sedih hati.β (Lukas 22:61-62)
Terkadang Tuhan membiarkan kita jatuh agar kita berhenti bersandar pada kekuatan sendiri dan mulai bersandar sepenuhnya pada kasih-Nya.
Gagal Bisa Membuka Jalan Baru yang Lebih Tepat
Rencana kita bisa saja terlihat logis dan hebat, tetapi Tuhan punya peta yang lebih luas. Paulus dan teman-temannya pernah dilarang oleh Roh Kudus untuk memberitakan Injil di Asia (Kisah Para Rasul 16:6-7). Dari sisi manusia, itu terlihat seperti kegagalan rencana.
Namun dari situ mereka diarahkan ke Makedonia, dan Injil mencapai Eropa untuk pertama kalinya. Jika bukan karena “gagal”, sejarah mungkin berbeda. Jadi, gagal tidak selalu buruk. Bisa jadi itu tanda arah baru dari Tuhan.
Gagal Membuat Kita Belajar Rendah Hati
Salah satu pelajaran terbesar dari kegagalan adalah kerendahan hati. Kegagalan meruntuhkan keangkuhan, membuka mata terhadap kelemahan, dan memperhalus hati yang sebelumnya keras. Dalam Amsal 3:34 dikatakan:
βApabila Ia menghadapi pencemooh, maka Ia pun mencemooh mereka, tetapi kepada orang yang rendah hati Ia memberi kasih karunia.β
Kita akan jauh lebih siap dipakai Tuhan ketika hati kita sudah diubahkan melalui kegagalan.
Gagal Adalah Tempat Tuhan Menemui Kita
Tuhan tidak hanya hadir dalam kemenangan. Sering kali justru dalam kegagalan kita merasakan perjumpaan pribadi yang nyata dengan Tuhan. Dalam kegagalan, topeng kita rontok, dan kita lebih jujur pada diri sendiri dan pada Tuhan. Di tempat itu, kasih Tuhan terasa lebih nyata.
βTUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.β (Mazmur 34:19)
Penutup: Jangan Takut Gagal, Tapi Belajarlah Bersama Tuhan
Kalau hari ini kamu sedang mengalami kegagalan, ingatlah: kamu bukan gagal, kamu sedang diproses. Tuhan tidak menilai kamu dari seberapa sering kamu jatuh, tetapi dari apakah kamu mau bangkit dan percaya lagi.
Tuhan tidak pernah menutup cerita hanya karena kamu gagal. Sering kali, cerita terbaik justru dimulai dari titik terendah.