🏠

Kuasa Pengampunan: Luka Lama Bisa Sembuh

Setiap orang pasti pernah terluka. Entah karena perkataan yang tajam, pengkhianatan sahabat, kekecewaan dalam keluarga, atau pengalaman pahit lainnya. Luka itu mungkin sudah bertahun-tahun berlalu, tapi masih terasa nyeri saat diingat. Banyak orang mencoba melupakan, tetapi hanya sedikit yang benar-benar sembuh. Kenapa? Karena luka tidak sembuh hanya dengan waktu, tetapi dengan pengampunan.

Pengampunan bukan berarti membenarkan perbuatan orang lain.
Banyak orang menolak memberi maaf karena mengira itu sama saja dengan membiarkan ketidakadilan. Tapi sesungguhnya, pengampunan adalah membebaskan diri sendiri dari belenggu kepahitan. Ketika kita menyimpan sakit hati, yang paling menderita bukan orang yang menyakiti, tetapi kita sendiri.

Yesus berkata dalam Matius 6:14-15:

β€œKarena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”

Ini bukan sekadar perintah moral, tapi prinsip hidup rohani. Hati yang tidak mengampuni adalah hati yang tertutup bagi pemulihan Allah.

Yesus adalah teladan utama dalam mengampuni.
Saat disalib, dalam penderitaan yang luar biasa, Yesus masih sempat berdoa:

β€œYa Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34)

Ia tidak menunggu permintaan maaf. Ia memilih mengampuni bahkan sebelum orang menyadari kesalahannya. Itulah kuasa kasih sejati. Jika Tuhan saja bisa mengampuni orang yang menyalibkan-Nya, bukankah kita juga dipanggil untuk mengampuni?

Mengampuni memang tidak mudah, tapi sangat mungkin.
Filipi 4:13 berkata,

β€œSegala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

Saat kita berserah kepada Tuhan dan meminta kekuatan-Nya, kita bisa mulai langkah demi langkah menuju pemulihan. Tidak harus langsung lupa, tapi cukup dengan membuka hati dan berkata, β€œTuhan, aku mau belajar mengampuni.”

Pengampunan adalah kunci untuk hidup yang merdeka.
Orang yang mengampuni tidak berarti kalah. Justru dia sedang menang atas kepahitan. Saat kita melepaskan pengampunan, hati kita jadi ringan. Damai sejahtera kembali masuk. Luka lama perlahan sembuh, dan hidup kita bisa dipulihkan sepenuhnya.

Jangan tunggu sampai merasa siap. Kadang, mengampuni adalah langkah iman. Bukan karena emosi kita sudah tenang, tapi karena kita percaya bahwa Tuhan akan menyembuhkan apa yang kita serahkan pada-Nya.

🌞
πŸ”Š Dengarkan Secara Audio
↑
© 2025 KebenaranHidup.com | Project Kristus
Kebijakan Privasi