🏠

Mengapa Allah Perjanjian Lama Terlihat Begitu Murka?

Mengapa Allah Perjanjian Lama Terlihat Begitu Murka?

Banyak orang yang membaca Perjanjian Lama sering merasa bingung dan bahkan takut. Mereka bertanya-tanya, “Mengapa Allah begitu murka dan keras dalam Perjanjian Lama? Bukankah Allah adalah kasih?” Pertanyaan ini wajar dan sering muncul, terutama jika kita membandingkan gambaran Allah dalam Perjanjian Lama dengan penggambaran Yesus yang lembut dan penuh kasih dalam Perjanjian Baru.

Namun, saat kita menyelami Firman Tuhan lebih dalam, kita akan menemukan bahwa kasih dan keadilan Allah tidak bertentangan. Bahkan dalam murka-Nya, ada kasih yang besar dan maksud yang kudus.

1. Allah Itu Kudus dan Tidak Kompromi dengan Dosa

Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa sifat utama Allah adalah kekudusan. Kekudusan-Nya sempurna, dan dosa tidak bisa tinggal dalam hadirat-Nya. Itulah sebabnya dosa selalu mendatangkan konsekuensi dalam sejarah Israel.

“Karena Akulah TUHAN, Allahmu, yang Mahakudus” (Imamat 11:44)

Ketika Allah tampak murka, itu bukan karena Ia mudah marah atau kejam, tetapi karena Ia tidak bisa membiarkan dosa merusak umat-Nya. Murka Allah adalah respon adil terhadap pelanggaran yang serius, bukan luapan emosi tak terkendali.

2. Murka Allah Sering Disertai Peringatan dan Kesabaran

Banyak dari tindakan Allah yang terlihat keras sebenarnya didahului dengan peringatan yang panjang dan penuh kesabaran. Misalnya, sebelum air bah di zaman Nuh, Allah memberikan waktu 120 tahun bagi manusia untuk bertobat (Kejadian 6:3). Ketika Israel menyembah berhala, Allah berkali-kali mengutus nabi untuk menegur dan memanggil mereka kembali.

“TUHAN tidak cepat marah dan berlimpah kasih setia, mengampuni kesalahan dan pelanggaran” (Bilangan 14:18)

Murka Allah selalu datang setelah pengabaian terhadap anugerah-Nya. Kasih-Nya tidak pernah berhenti, tapi Ia juga tidak akan membiarkan kejahatan berkuasa selamanya.

3. Murka Allah Mengungkapkan Kasih yang Melindungi

Bayangkan orang tua yang marah ketika anaknya hampir jatuh ke jurang karena bermain di tempat berbahaya. Kemarahan itu bukan karena benci, tapi karena cinta yang ingin melindungi. Demikian pula Allah menunjukkan murka-Nya untuk menyelamatkan umat dari kehancuran yang lebih besar.

“Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar” (Wahyu 3:19)

Teguran Allah adalah bentuk kasih, bukan kebencian. Murka-Nya menunjukkan bahwa Ia tidak pasif ketika melihat umat-Nya tersesat.

4. Jangan Lupa: Kasih Allah Juga Nyata dalam Perjanjian Lama

Banyak orang melewatkan bahwa Perjanjian Lama juga penuh kasih. Lihat bagaimana Allah setia memelihara Israel walau mereka sering jatuh. Ia tetap mengadakan perjanjian, menyediakan hukum sebagai panduan, dan bahkan berdiam di tengah umat-Nya.

“Kasih setia TUHAN tak berkesudahan, rahmat-Nya tidak habis-habisnya, selalu baru tiap pagi” (Ratapan 3:22-23)

Jadi, murka Allah bukan satu-satunya sisi yang ditunjukkan dalam Perjanjian Lama. Justru kasih-Nya sangat mendalam, walau dinyatakan dalam bentuk yang berbeda dengan yang biasa kita lihat di Perjanjian Baru.

5. Allah yang Sama dari Kejadian sampai Wahyu

Kita tidak sedang membandingkan dua Allah yang berbeda. Allah dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Pribadi yang sama. Di dalam Yesus, kita melihat kepenuhan kasih dan kebenaran Allah bersatu (Yohanes 1:14). Salib adalah bukti bahwa murka dan kasih Allah berpadu secara sempurna.

Yesus sendiri berbicara tentang neraka dan penghakiman lebih banyak daripada tokoh lain dalam Alkitab, tetapi Ia juga memberikan hidup-Nya bagi para pendosa. Ini menunjukkan bahwa kasih yang sejati selalu berdampingan dengan keadilan.

Penutup: Murka Allah Bukan Lawan dari Kasih-Nya

Jadi, jika kamu pernah merasa takut saat membaca bagian-bagian keras dalam Perjanjian Lama, ingatlah bahwa murka Allah bukan tandanya Ia kejam, tapi karena Ia sangat mengasihi dan ingin melindungi umat-Nya dari kehancuran.

Ia murka terhadap dosa karena Ia mengasihi manusia yang diciptakan-Nya. Dan kasih-Nya itu terlihat paling jelas saat Yesus Kristus mati menggantikan kita di kayu salib, memuaskan murka Allah dan membuka jalan bagi pengampunan.


🌞
© 2025 KebenaranHidup.com  | Project Kristus
Kebijakan Privasi