Pernahkah kamu bertemu seseorang, berjabat tangan, lalu beberapa detik kemudian kamu sudah lupa namanya? Tenang, kamu tidak sendirian. Banyak orang mengalami hal serupa. Tapi mengapa nama begitu cepat hilang dari kepala kita, padahal baru saja disebutkan?
Ternyata, ada penjelasan ilmiah yang cukup menarik soal hal ini. Namun bukan cuma otak yang bicara. Alkitab juga punya pandangan yang indah soal ingatan dan bagaimana Tuhan merancang kita.
Penjelasan Sains: Otak Kita Prioritaskan Hal yang Dianggap Penting
Otak manusia memiliki banyak bagian yang mengatur penyimpanan dan pengambilan memori, salah satunya adalah hippocampus. Ketika kita bertemu orang baru, otak harus memproses banyak informasi sekaligus: wajah, suara, suasana, mungkin juga rasa gugup.
Sayangnya, otak kita tidak langsung menganggap βnamaβ sebagai informasi penting, kecuali kita mengulanginya atau mengaitkannya dengan sesuatu yang bermakna. Inilah yang membuat kita bisa mengingat wajah seseorang tapi lupa namanya.
Selain itu, perhatian (attention) memegang peranan besar. Saat perkenalan, pikiran kita mungkin sibuk memikirkan apa yang harus dikatakan selanjutnya, membuat otak melewatkan informasi penting yang baru saja kita dengar.
Perspektif Alkitab: Tuhan Tidak Pernah Lupa Nama Kita
Berbeda dengan manusia yang sering lupa, Tuhan justru sangat perhatian terhadap setiap detail tentang kita, termasuk nama kita. Dalam Yesaya 49:16, Tuhan berkata, βLihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku.β Bayangkan, nama kita seperti tertulis secara permanen di tangan-Nya. Tuhan tidak hanya tahu nama kita, Ia juga tahu siapa kita sebenarnya.
Mazmur 139:1-2 juga mengungkapkan, βTUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku. Engkau mengetahui kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.β Ini menunjukkan betapa mendalamnya perhatian Tuhan terhadap ciptaan-Nya.
Bagaimana Agar Lebih Mudah Ingat Nama?
Tips praktis secara sains: ulangi nama yang baru disebut, kaitkan dengan sesuatu yang dikenal, dan berikan perhatian penuh saat perkenalan. Tapi lebih dari itu, mari kita belajar menghargai orang lain sebagaimana Tuhan menghargai kita, bahkan sampai mengingat nama kita selamanya.
Alkitab mencatat bahwa Tuhan memanggil kita satu per satu dengan nama, seperti tertulis dalam Yohanes 10:3, β…Ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.β Tuhan tidak memanggil secara massal, tetapi secara personal.
Penutup: Nama Bukan Sekadar Identitas, Tapi Relasi
Nama bukan cuma label, tapi awal dari relasi. Saat kita berusaha mengingat nama seseorang, kita sedang berkata, βKamu penting.β Maka, meski otak manusia punya keterbatasan, hati kita bisa dilatih untuk peduli. Dan melalui perhatian kecil seperti ini, kita sedang meneladani kasih Tuhan yang mengenal dan mengingat setiap anak-Nya.