šŸ 

Mengapa Tuhan Tidak Membuat Segalanya Sempurna?

Pertanyaan ini mungkin muncul dari pengalaman pribadi yang tidak menyenangkan, atau dari keheranan saat melihat dunia penuh penderitaan, ketidakadilan, penyakit, bahkan bencana alam. Jika Tuhan itu Mahakuasa dan Mahakasih, mengapa Dia tidak menciptakan dunia yang sempurna sejak awal?

Pertanyaan ini bukan hal baru. Sejak zaman Ayub, orang sudah bertanya-tanya mengapa hidup penuh kesakitan. Namun Alkitab justru mengajak kita untuk melihat lebih dalam: bukan dari kenyamanan, tetapi dari relasi antara Tuhan dan manusia.

Dunia Diciptakan Baik, Bukan Rusak

Dalam Kejadian 1:31, tertulis, “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.” Ini membuktikan bahwa Tuhan memang menciptakan dunia dalam kondisi yang baik. Tidak ada kesalahan dalam karya awal-Nya.

Namun manusia diberi kehendak bebas. Di sinilah letak perbedaan antara ciptaan yang dikontrol penuh dan ciptaan yang bisa memilih. Tuhan tidak menciptakan robot yang hanya bisa taat, tapi makhluk yang bisa memilih mengasihi atau tidak. Dan pilihan manusia pertama membawa dosa ke dalam dunia (Roma 5:12).

Mengapa Tidak Langsung Disempurnakan?

Tuhan bukan tidak mampu menciptakan dunia tanpa penderitaan, tetapi kasih sejati tidak mungkin terjadi tanpa pilihan. Yohanes 3:16 mengajarkan bahwa kasih Allah kepada dunia melibatkan pengorbanan. Jika dunia sempurna sejak awal dan tidak pernah punya kemungkinan rusak, maka kita tidak akan mengenal kedalaman kasih Allah yang rela turun dan menyelamatkan manusia.

Bayangkan hubungan tanpa risiko, tanpa kesalahan, tanpa pilihan. Itu bukan cinta, itu kendali mutlak. Kasih yang sejati baru bisa muncul saat seseorang memilih tetap mengasihi meski punya alasan untuk tidak melakukannya.

Rencana Allah: Dari Ketidaksempurnaan Menuju Pemulihan

Tuhan tidak meninggalkan dunia dalam kerusakan. Justru seluruh narasi Alkitab adalah tentang rencana pemulihan. Wahyu 21:4 mencatat janji ini, “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi…” Ini menunjukkan bahwa Tuhan sedang bekerja membawa dunia kembali kepada rancangan-Nya yang sempurna, bukan secara instan, tapi melalui proses yang melibatkan kita.

Proses ini membentuk karakter. Roma 5:3-4 berkata bahwa penderitaan menghasilkan ketekunan, ketekunan menghasilkan tahan uji, dan tahan uji menghasilkan pengharapan. Jadi, dalam dunia yang belum sempurna ini, kita dibentuk, dibersihkan, dan diarahkan kepada pengharapan yang sejati dalam Kristus.

Kesimpulan: Dunia yang Belum Sempurna Membuka Ruang bagi Iman

Tuhan memang tidak membuat dunia langsung sempurna, tapi Dia menciptakan dunia dengan potensi relasi dan kasih yang sempurna. Ketidaksempurnaan saat ini bukan akhir dari cerita, melainkan bagian dari proses menuju pemulihan yang penuh di dalam Kristus. Di tengah ketidaksempurnaan, kita justru bisa menemukan makna terdalam dari iman dan pengharapan.

šŸŒž
šŸ”Š Dengarkan Secara Audio
↑
© 2025 KebenaranHidup.com | Project Kristus
Kebijakan Privasi