Banyak orang menganggap karya Roh Kudus itu hanya terjadi di masa Kisah Para Rasul. Seolah-olah ketika para rasul sudah tiada, maka kuasa Roh Kudus juga ikut menghilang. Tapi benarkah demikian? Apakah Roh Kudus masih bekerja hari ini?
Jawabannya: Ya, Roh Kudus masih bekerja, bahkan sangat aktif.
Yesus sendiri berkata dalam Yohanes 14:16-17:
βAku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran.β
Perhatikan kata “selama-lamanya”. Itu berarti kehadiran Roh Kudus tidak dibatasi oleh zaman atau generasi. Dia bukan hanya untuk para rasul, melainkan juga untuk setiap orang percaya hari ini.
Roh Kudus adalah Penolong yang aktif.
Ia tidak pasif menunggu di sudut hati kita. Ia aktif menuntun, menegur, menghibur, dan menguatkan. Dalam Roma 8:26, Rasul Paulus menulis:
βDemikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa, tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.β
Sering kali dalam kelemahan, ketika kita tidak sanggup berkata-kata, Roh Kudus hadir menjadi pengantara kita. Ia tahu isi hati kita lebih dalam dari yang kita bayangkan.
Masihkah kita peka terhadap suara-Nya?
Sering kali kita mengabaikan dorongan lembut dalam hati, padahal bisa jadi itu adalah suara Roh Kudus. Roh Kudus tidak selalu bekerja lewat gemuruh atau tanda spektakuler. Ia juga bisa berbicara dalam keheningan, dalam kesadaran hati nurani, dalam dorongan untuk mengampuni, memberi, atau bertindak benar.
Roh Kudus tidak pensiun. Kita saja yang sering terlalu sibuk.
Dalam Galatia 5:16, Paulus berkata:
βHiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.β
Artinya, hidup orang percaya seharusnya terus dipimpin oleh Roh. Bukan hanya saat di gereja, tapi juga saat di pasar, di rumah, di tempat kerja, di ruang keputusan, dan dalam keseharian.
Jadi, jangan batasi karya Roh Kudus hanya pada sejarah gereja mula-mula. Dia masih bekerja hari ini. Dia masih berbicara. Dan Dia masih rindu memimpin hidup kita.
Pertanyaannya: apakah kita mau membuka hati dan mendengarkan-Nya?