Setiap orang punya batas. Ada titik di mana kita merasa sudah terlalu lelah, terlalu lama menunggu, terlalu banyak mencoba. Dalam momen seperti itu, muncul satu bisikan yang sulit diabaikan: “Menyerah saja, mungkin memang bukan jalannya.” Tapi benarkah begitu? Apakah jalan Tuhan selalu harus mudah? Atau justru kesulitan adalah bagian dari cara Tuhan membentuk kita?
Renungan ini mengajak kita menyelami kebenaran penting: Tuhan tidak selalu mempermudah jalan kita, tapi Dia selalu menyertai dan memperlengkapi kita untuk melaluinya.
Jalan Tuhan Seringkali Tidak Mudah, Tapi Pasti Aman
Jika Tuhan selalu menuntun umat-Nya di jalan termudah, maka Musa tidak akan berjalan 40 tahun di padang gurun, Daud tidak akan dikejar-kejar oleh Saul, dan Yesus tidak akan memikul salib.
Mazmur 23:4 mencatat:
“Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.”
Tuhan tidak menjanjikan jalan tanpa lembah, tapi Ia menjanjikan penyertaan. Jalan bersama Tuhan bukan berarti tidak ada tantangan, tapi berarti kita tidak akan pernah sendiri.
Kesulitan Adalah Tempat Pertumbuhan Iman
Yakobus 1:2-4 memberikan sudut pandang berbeda terhadap penderitaan:
“Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu menghasilkan ketekunan.”
Setiap tekanan, setiap kekecewaan, setiap perjuangan adalah alat Tuhan untuk membentuk kita. Kita mungkin tidak suka prosesnya, tapi proses itulah yang membuat iman kita matang dan tahan uji.
Menyerah Bukan Solusi, Percaya Adalah Kunci
Tuhan tidak menjanjikan jalan yang bebas dari beban, tapi Dia berkata:
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28)
Artinya, ketika kamu tidak sanggup melanjutkan, jangan menyerah, tapi datang. Datang kepada Tuhan dengan kelelahanmu. Dia tidak akan mencela. Dia justru akan menyegarkan hatimu.
Bahkan Yesus pun, sebelum disalib, mengalami saat di mana Ia sangat ingin menyerah:
“Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku” (Matius 26:39)
Namun Ia memilih taat, dan dari ketaatan-Nya lahirlah keselamatan bagi kita semua.
Penutup: Bertahanlah, Karena Tuhan Sedang Bekerja Lewat Prosesmu
Jika kamu berada di titik hampir menyerah, ingatlah bahwa Tuhan tidak membawamu sejauh ini untuk meninggalkanmu. Jalan ini mungkin menanjak, tapi di ujungnya ada rencana indah yang belum kamu lihat.
Terkadang, saat jalan menjadi lebih sulit, itulah tandanya kamu sedang mendekati tujuan.
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu… rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan” (Yeremia 29:11)
Jangan menyerah. Pegang tangan Tuhan, dan terus melangkah. Dia tahu persis ke mana Ia sedang membawamu.