Tidak semua musim dalam hidup terasa jelas dan terarah. Kadang kita seperti berjalan di kabut tebal: tidak tahu harus melangkah ke mana, keputusan apa yang benar, atau kapan pertolongan datang. Di saat seperti itu, mudah sekali merasa kehilangan arah, dan lebih mudah lagi mempertanyakan, “Tuhan, apakah Engkau benar-benar sedang menuntunku?”
Namun Alkitab penuh janji bahwa ketika kita tidak tahu harus berbuat apa, Tuhan tahu. Saat jalan di depan tampak buntu, Tuhan tidak pernah kehilangan solusi.
Tuhan Selalu Punya Jalan, Bahkan di Tengah Jalan Buntu
Ingat kisah bangsa Israel yang dikejar Firaun di depan Laut Teberau? Di belakang ada tentara Mesir, di depan laut luas. Tidak ada jalan. Namun Tuhan tidak pernah mentok. Ia berkata kepada Musa, “Angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya” (Keluaran 14:16). Laut yang tidak masuk akal itu justru menjadi jalan.
Inilah karakter Tuhan: Dia tidak terbatasi oleh kondisi manusia. Ketika kamu merasa di ujung jalan, Tuhan justru baru mulai membuka pintu-pintu yang tidak terpikirkan sebelumnya.
Ketika Kita Tidak Tahu Arah, Tuhan Masih Menuntun
Amsal 3:5-6 adalah salah satu nasihat terbaik saat kita bingung menentukan arah hidup. “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”
Tuhan tidak pernah meminta kita memahami semua yang terjadi. Dia hanya minta kita percaya kepada-Nya. Dalam ketidakpastian, kepercayaan adalah kunci.
Apa yang Bisa Kita Lakukan Saat Hidup Terasa Buntu?
- Berdiam di hadirat Tuhan dan dengarkan. Mazmur 46:11 berkata, “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah.” Saat kita tenang, kita lebih peka akan suara Tuhan.
- Cari hikmat, bukan hanya jalan keluar cepat. Yakobus 1:5 memberikan janji: “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah… maka hal itu akan diberikan kepadanya.”
- Ingat janji-janji Tuhan yang sudah pernah Ia genapi. Mazmur 77:12 berkata, “Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN.”
- Terus melangkah dengan iman kecil. Ibrani 11:8 mencatat bahwa Abraham taat pergi “ke tempat yang akan diterimanya menjadi milik pusaka, lalu ia berangkat, dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.” Bahkan tanpa peta, iman mendorong kita tetap maju.
- Jangan membuat keputusan tergesa-gesa. Serahkan segala sesuatu dalam doa. Filipi 4:6 mengingatkan, “Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga.”
Penutup: Di Mana Tidak Ada Jalan, Tuhan Mampu Membuka Jalan Baru
Jika kamu hari ini sedang menghadapi jalan yang buntu, ingatlah ini: Tuhan tidak terbatas oleh batasanmu. Ia adalah Allah yang menciptakan jalan di padang belantara dan sungai di gurun (Yesaya 43:19). Ia tidak perlu pintu terbuka untuk masuk. Bahkan dalam kekacauan pun, Dia bisa membentuk arah baru.
Jadi, meski kamu belum tahu arah berikutnya, percayalah bahwa Tuhan sudah tahu ujungnya. Langkahkan kakimu bersama-Nya hari ini, walau satu langkah kecil. Karena jalan Tuhan selalu lebih tinggi dari jalan kita.