1
Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.
2
Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.
3
Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
4
Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
5
Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.
6
Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala.
7
Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau.
8
Lalu malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah,
9
dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal.
10
Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.
11
Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.
12
Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya dan terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga sepertiga dari padanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikian juga malam hari.
13
Lalu aku melihat: aku mendengar seekor burung nasar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring: “Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi oleh karena bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya.”
📖 Wahyu 8 – Meterai Ketujuh dan Empat Sangkakala Pertama
🔑 Inti Pasal
Wahyu 8 menandai transisi penting dalam penglihatan Yohanes:
- Meterai ketujuh dibuka, menghasilkan keheningan surgawi.
- Tujuh malaikat menerima tujuh sangkakala sebagai alat penghakiman baru.
- Empat sangkakala pertama dibunyikan, dan masing-masing membawa penghakiman atas bumi, laut, sungai, dan langit.
✨ Isi Pokok
1. 🤫 Keheningan di Surga (ay. 1)
“Ketika Anak Domba membuka meterai yang ketujuh, terjadilah kesenyapan di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.”
- Suasana sunyi penuh hormat – ketegangan sebelum penghakiman Allah dimulai.
- Semua makhluk surgawi menahan napas, menantikan apa yang akan terjadi.
2. 🎺 Tujuh Malaikat dengan Sangkakala (ay. 2–6)
“Lalu tampillah tujuh malaikat… kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.”
- Setiap sangkakala akan membunyikan satu jenis hukuman Tuhan atas dunia.
- Malaikat lain membawa ukupan emas, menambahkan doa-doa orang kudus di atas mezbah emas.
- Doa orang kudus langsung berhubungan dengan penghakiman yang akan dijatuhkan.
3. ⚡ Empat Sangkakala Pertama (ay. 7–12)
Sangkakala 1 – Hujan Api dan Darah (ay. 7)
“Sepertiga bumi, pepohonan, dan rumput terbakar.”
- Simbol kehancuran alam – mungkin secara harfiah atau gambaran penghakiman besar.
Sangkakala 2 – Gunung Dilempar ke Laut (ay. 8–9)
“Sepertiga laut menjadi darah… banyak makhluk mati… kapal-kapal binasa.”
- Kemungkinan simbol kehancuran perdagangan laut atau letusan besar.
Sangkakala 3 – Bintang Wormwood (ay. 10–11)
“Sepertiga sungai dan mata air pahit seperti empedu… banyak orang mati.”
- Air yang pahit dan beracun – menggambarkan penghakiman atas sumber kehidupan.
Sangkakala 4 – Kegelapan Sepertiga Langit (ay. 12)
“Sepertiga matahari, bulan, dan bintang menjadi gelap.”
- Menggambarkan pengurangan terang dan keindahan, serta kekacauan kosmis.
4. ⚠️ Peringatan Tiga Celaka (ay. 13)
“Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di bumi…”
- Sebuah peringatan lebih keras tentang sangkakala kelima, keenam, dan ketujuh — disebut tiga celaka.
- Hukuman berikutnya lebih berat dan menakutkan.
🎯 Makna dan Renungan
- Keheningan di surga menunjukkan keseriusan penghakiman. Allah tidak gegabah, tetapi adil.
- Doa orang percaya tidak sia-sia – Tuhan mendengarnya dan merespons di waktu-Nya.
- Sangkakala menunjukkan bahwa penghakiman Allah bersifat bertahap dan memberi peringatan – masih ada kesempatan bertobat.
- Tuhan adalah penguasa alam semesta – Ia bisa memakai alam, air, api, dan langit untuk menyatakan kuasa-Nya.