Tertawa sering dianggap sebagai respons spontan saat kita merasa bahagia atau mendengar sesuatu yang lucu. Tapi apakah benar tertawa bisa menjadi obat? Jawabannya ternyata tidak hanya “ya”, tetapi juga lebih dalam dari yang kita bayangkan. Bukan hanya menurut sains, tapi juga dari sudut pandang iman, tertawa mengandung kuasa yang menyembuhkan.
Penjelasan Medis: Efek Tertawa pada Tubuh dan Otak
Secara ilmiah, tertawa adalah salah satu respons alami tubuh yang bisa memengaruhi hampir seluruh sistem di dalam diri kita. Ketika kita tertawa, tubuh melepaskan endorfin (hormon bahagia) yang bekerja seperti pereda nyeri alami. Bahkan, menurut beberapa penelitian, tertawa selama 10-15 menit dapat meningkatkan aliran darah, mengendurkan otot, dan memperkuat sistem imun.
Tertawa juga menurunkan kadar kortisol, yaitu hormon stres, sehingga suasana hati membaik dan pikiran jadi lebih jernih. Bahkan dalam terapi medis modern, dikenal metode โlaughter therapyโ atau terapi tertawa yang digunakan untuk membantu pasien menghadapi rasa sakit, depresi, bahkan trauma.
Jadi benar adanya pepatah kuno yang mengatakan, โtertawa adalah obat terbaik.โ Tapi bagaimana pandangan Alkitab soal ini?
Pandangan Alkitab: Sukacita yang Menyembuhkan
Alkitab tidak ketinggalan membahas pentingnya sukacita dan kegembiraan. Amsal 17:22 berkata, โHati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.โ Ayat ini sudah lama diucapkan jauh sebelum sains modern mengakui kekuatan tertawa.
Tuhan menciptakan emosi kita, termasuk sukacita, bukan hanya untuk hiburan semata, tetapi sebagai bagian dari pemeliharaan tubuh dan jiwa. Mazmur 126:2 menggambarkan sukacita umat Tuhan dengan indah, โPada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai; pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!โ
Tertawa dari Dalam: Lebih dari Sekadar Hiburan
Tertawa yang menyembuhkan bukan hanya karena lawakan lucu atau tontonan ringan, tapi karena ada damai di hati. Filipi 4:4 berkata, โBersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!โ Sukacita dalam Tuhan bukan hanya emosi sesaat, tetapi sumber kekuatan batin yang terus mengalir.
Tertawa karena iman, karena pengharapan, dan karena kita tahu Tuhan memegang kendali, itu jauh lebih menyembuhkan daripada sekadar tertawa karena lelucon.
Kesimpulan: Tertawa yang Menyembuhkan dari Dalam
Tertawa bukan hanya ekspresi kebahagiaan, tapi juga bagian dari rancangan Allah untuk memelihara tubuh dan jiwa kita. Penelitian medis membuktikannya, dan firman Tuhan menguatkannya.
Jadi, jangan tahan tawa yang sehat. Cari alasan untuk tertawa, bukan karena kamu mengabaikan masalah, tetapi karena kamu memilih melihat hidup dari kacamata iman dan harapan. Di balik setiap tawa yang tulus, ada kuasa penyembuhan yang Tuhan tanamkan sendiri dalam dirimu.