1
Maka Ayub melanjutkan uraiannya:
2
“Ah, kiranya aku seperti dalam bulan-bulan yang silam, seperti pada hari-hari, ketika Allah melindungi aku,
3
ketika pelita-Nya bersinar di atas kepalaku, dan di bawah terang-Nya aku berjalan dalam gelap;
4
seperti ketika aku mengalami masa remajaku, ketika Allah bergaul karib dengan aku di dalam kemahku;
5
ketika Yang Mahakuasa masih beserta aku, dan anak-anakku ada di sekelilingku;
6
ketika langkah-langkahku bermandikan dadih, dan gunung batu mengalirkan sungai minyak di dekatku.
7
Apabila aku keluar ke pintu gerbang kota, dan menyediakan tempat dudukku di tengah-tengah lapangan,
8
maka ketika aku kelihatan, mundurlah orang-orang muda dan bangkitlah orang-orang yang sudah lanjut umurnya, lalu tinggal berdiri;
9
para pembesar berhenti bicara, dan menutup mulut mereka dengan tangan;
10
suara para pemuka membisu, dan lidah mereka melekat pada langit-langitnya;
11
apabila telinga mendengar tentang aku, maka aku disebut berbahagia; dan apabila mata melihat, maka aku dipuji.
12
Karena aku menyelamatkan orang sengsara yang berteriak minta tolong, juga anak piatu yang tidak ada penolongnya;
13
aku mendapat ucapan berkat dari orang yang nyaris binasa, dan hati seorang janda kubuat bersukaria;
14
aku berpakaian kebenaran dan keadilan menutupi aku seperti jubah dan serban;
15
aku menjadi mata bagi orang buta, dan kaki bagi orang lumpuh;
16
aku menjadi bapa bagi orang miskin, dan perkara orang yang tidak kukenal, kuselidiki.
17
Geraham orang curang kuremuk, dan merebut mangsanya dari giginya.
18
Pikirku: Bersama-sama dengan sarangku aku akan binasa, dan memperbanyak hari-hariku seperti burung feniks.
19
Akarku mencapai air, dan embun bermalam di atas ranting-rantingku.
20
Kemuliaanku selalu baru padaku, dan busurku kuat kembali di tanganku.
21
Kepadakulah orang mendengar sambil menanti, dengan diam mereka mendengarkan nasihatku.
22
Sehabis bicaraku tiada seorang pun angkat bicara lagi, dan perkataanku menetes ke atas mereka.
23
Orang menantikan aku seperti menantikan hujan, dan menadahkan mulutnya seperti menadah hujan pada akhir musim.
24
Aku tersenyum kepada mereka, ketika mereka putus asa, dan seri mukaku tidak dapat disuramkan mereka.
25
Aku menentukan jalan mereka dan duduk sebagai pemimpin; aku bersemayam seperti raja di tengah-tengah rakyat, seperti seorang yang menghibur mereka yang berkabung.”
๐ ๐๐ฏ๏ธ Ringkasan Ayub 29 โ โKenangan Akan Masa Kejayaanโ
Dalam Ayub 29, Ayub mengenang masa lalu sebelum penderitaannya. Ia merindukan saat-saat ketika hidupnya diberkati, dihormati masyarakat, dan dinaungi terang Allah. Pasal ini penuh dengan nostalgia, tetapi juga menunjukkan betapa jauh jurang antara masa kejayaan dan kondisi Ayub saat ini.
Ini adalah monolog pribadi Ayub yang jujur, mencerminkan kerinduan, kehilangan, dan harapan yang runtuh. Ia tidak membanggakan diri, melainkan menunjukkan betapa dalamnya luka karena kehilangan kehormatan dan perlindungan ilahi.
๐ 1. Dulu Allah Menyertainya (ayat 1โ6)
โก๏ธ Ayub mengenang:
- Allah menjaga dan meneranginya
- Persahabatan dengan Allah terasa nyata
- Keluarganya sehat dan sejahtera
- Minyak mengalir seperti air โ simbol kelimpahan dan sukacita
๐ฏ Ini menggambarkan hidup yang penuh penyertaan ilahi dan damai.
๐ 2. Ayub Dihormati dan Dihargai (ayat 7โ11)
โก๏ธ Ketika ia masuk ke kota:
- Orang muda menyingkir dengan hormat
- Orang tua berdiri menyambutnya
- Pemuka diam mendengarkan ucapannya
โก๏ธ โTelinga yang mendengar memuji aku, dan mata yang melihat bersaksi tentang aku.โ
๐ฏ Ayub adalah teladan pemimpin yang dihormati oleh semua lapisan masyarakat.
๐ 3. Ayub Menegakkan Keadilan (ayat 12โ17)
โก๏ธ Ia:
- Menolong orang miskin dan yatim piatu
- Membela orang buta dan orang timpang
- Menjadi โmataโ dan โkakiโ bagi yang lemah
- Mematahkan gigi orang fasik dan membebaskan korban
๐ฏ Ia menjalankan keadilan sosial, seperti seorang hamba Tuhan sejati.
๐ 4. Ayub Mengira Hidupnya Akan Tenang Sampai Akhir (ayat 18โ20)
โก๏ธ Ia berharap:
- Mati dalam damai dan umur panjang
- Kehidupan seperti pohon yang selalu segar
- Kemuliaannya selalu baru seperti busur yang kuat
๐ฏ Ayub dulu merasa hidupnya stabil dan diberkati selamanya โ tapi sekarang semua itu runtuh.
๐ 5. Ia Menjadi Penuntun Banyak Orang (ayat 21โ25)
โก๏ธ Orang-orang:
- Diam menunggu nasihatnya
- Tidak membantah ucapannya
- Mendapat penghiburan dan arah dari kehadirannya
๐ฏ Ayub adalah pemimpin spiritual, sosial, dan moral pada masanya.
๐ Pengajaran Utama
- Kehidupan bisa berubah drastis โ dari terang menjadi gelap, dari dihormati menjadi ditolak
- Hidup benar tidak menjamin kehidupan tanpa penderitaan
- Ayub adalah contoh pemimpin sejati yang penuh kasih dan keadilan
- Kerinduan akan masa lalu bisa menjadi cermin kejatuhan, tapi juga doa tanpa suara
โจ Makna Spiritualitas (Perjanjian Baru)
๐ Ibrani 13:7
โIngatlah akan pemimpin-pemimpin kamuโฆ perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.โ
โก๏ธ Seperti Ayub, pemimpin sejati adalah mereka yang menuntun dengan integritas.
๐ Matius 5:3โ10
โBerbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran…โ
โก๏ธ Ayub menegakkan kebenaran โ sekarang ia lapar akan keadilan.
๐ 2 Korintus 4:16โ18
โPenderitaan ringan sekarang ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang kekal…โ
โก๏ธ Ayub belum melihat akhirnya โ tapi iman membuatnya tetap mengingat kebaikan Tuhan.
๐ Filipi 3:8
โSegala sesuatu kuanggap rugi karena pengenalan akan Kristus…โ
โก๏ธ Kehilangan segalanya bisa menjadi jalan mengenal Allah lebih dalam.
๐๏ธ โAllah menjaga aku dan pelita-Nya bersinar di atas kepalaku.โ โ Ayub 29:3
๐๏ธ โAku menjadi mata bagi orang buta, kaki bagi orang timpang.โ โ Ayub 29:15
๐๏ธ โOrang menanti perkataanku seperti menanti hujan.โ โ Ayub 29:23
๐๏ธ โAku berkata: Dalam sarangku aku akan mati.โ โ Ayub 29:18