🏠

AYUB 31 – Sekali lagi Ayub Mengaku Tidak Bersalah

AYUB 31 – Sekali lagi Ayub Mengaku Tidak Bersalah

1
“Aku telah menetapkan syarat bagi mataku, masakan aku memperhatikan anak dara?

2
Karena bagian apakah yang ditentukan Allah dari atas, milik pusaka apakah yang ditetapkan Yang Mahakuasa dari tempat yang tinggi?

3
Bukankah kebinasaan bagi orang yang curang dan kemalangan bagi yang melakukan kejahatan?

4
Bukankah Allah yang mengamat-amati jalanku dan menghitung segala langkahku?

5
Jikalau aku bergaul dengan dusta, atau kakiku cepat melangkah ke tipu daya,

6
biarlah aku ditimbang di atas neraca yang teliti, maka Allah akan mengetahui, bahwa aku tidak bersalah.

7
Jikalau langkahku menyimpang dari jalan, dan hatiku menuruti pandangan mataku, dan noda melekat pada tanganku,

8
maka biarlah apa yang kutabur, dimakan orang lain, dan biarlah tercabut apa yang tumbuh bagiku.

9
Jikalau hatiku tertarik kepada perempuan, dan aku menghadang di pintu sesamaku,

10
maka biarlah isteriku menggiling bagi orang lain, dan biarlah orang-orang lain meniduri dia.

11
Karena hal itu adalah perbuatan mesum, bahkan kejahatan, yang patut dihukum oleh hakim.

12
Sesungguhnya, itulah api yang memakan habis, dan menghanguskan seluruh hasilku.

13
Jikalau aku mengabaikan hak budakku laki-laki atau perempuan, ketika mereka beperkara dengan aku,

14
apakah dayaku, kalau Allah bangkit berdiri; kalau Ia mengadakan pengusutan, apakah jawabku kepada-Nya?

15
Bukankah Ia, yang membuat aku dalam kandungan, membuat orang itu juga? Bukankah satu juga yang membentuk kami dalam rahim?

16
Jikalau aku pernah menolak keinginan orang-orang kecil, menyebabkan mata seorang janda menjadi pudar,

17
atau memakan makananku seorang diri, sedang anak yatim tidak turut memakannya

18
β€” malah sejak mudanya aku membesarkan dia seperti seorang ayah, dan sejak kandungan ibunya aku membimbing dia β€”;

19
jikalau aku melihat orang mati karena tidak ada pakaian, atau orang miskin yang tidak mempunyai selimut,

20
dan pinggangnya tidak meminta berkat bagiku, dan tidak dipanaskannya tubuhnya dengan kulit bulu dombaku;

21
jikalau aku mengangkat tanganku melawan anak yatim, karena di pintu gerbang aku melihat ada yang membantu aku,

22
maka biarlah tulang belikatku lepas dari bahuku, dan lenganku dipatahkan dari persendiannya.

23
Karena celaka yang dari pada Allah menakutkan aku, dan aku tidak berdaya terhadap keluhuran-Nya.

24
Jikalau aku menaruh kepercayaan kepada emas, dan berkata kepada kencana: Engkaulah kepercayaanku;

25
jikalau aku bersukacita, karena kekayaanku besar dan karena tanganku memperoleh harta benda yang berlimpah-limpah;

26
jikalau aku pernah memandang matahari, ketika ia bersinar, dan bulan, yang beredar dengan indahnya,

27
sehingga diam-diam hatiku terpikat, dan menyampaikan kecupan tangan kepadanya,

28
maka hal itu juga menjadi kejahatan yang patut dihukum oleh hakim, karena Allah yang di atas telah kuingkari.

29
Apakah aku bersukacita karena kecelakaan pembenciku, dan bersorak-sorai, bila ia ditimpa malapetaka

30
β€” aku takkan membiarkan mulutku berbuat dosa, menuntut nyawanya dengan mengucapkan sumpah serapah! β€”

31
Jikalau orang-orang di kemahku mengatakan: Siapa yang tidak kenyang dengan lauknya?

32
β€” malah orang asing pun tidak pernah bermalam di luar, pintuku kubuka bagi musafir! β€”

33
Jikalau aku menutupi pelanggaranku seperti manusia dengan menyembunyikan kesalahanku dalam hatiku,

34
karena aku takuti khalayak ramai dan penghinaan kaum keluarga mengagetkan aku, sehingga aku berdiam diri dan tidak keluar dari pintu!

35
Ah, sekiranya ada yang mendengarkan aku! β€” Inilah tanda tanganku! Hendaklah Yang Mahakuasa menjawab aku! β€” Sekiranya ada surat tuduhan yang ditulis lawanku!

36
Sungguh, surat itu akan kupikul, dan akan kupakai bagaikan mahkota.

37
Setiap langkahku akan kuberitahukan kepada-Nya, selaku pemuka aku akan menghadap Dia.

38
Jikalau ladangku berteriak karena aku dan alur bajaknya menangis bersama-sama,

39
jikalau aku memakan habis hasilnya dengan tidak membayar, dan menyusahkan pemilik-pemiliknya,

40
maka biarlah bukan gandum yang tumbuh, tetapi onak, dan bukan jelai, tetapi lalang.”

Sekianlah kata-kata Ayub.


πŸ§­πŸ›‘οΈπŸ”₯ Ringkasan Ayub 31 – β€œAku Hidup Tak Bernoda di Hadapan Tuhan”

Ayub 31 adalah penutup dari pembelaan panjang Ayub, dan merupakan salah satu pernyataan integritas pribadi paling kuat dalam Alkitab. Dalam pasal ini, Ayub menantang siapa pun β€” termasuk Tuhan β€” untuk menunjukkan kesalahannya. Ia menyatakan bahwa hidupnya murni, adil, dan jujur, bahkan di pikiran dan niat terdalam.

Ayub menyusun pembelaannya dalam bentuk sumpah-sumpah bersyarat:
➑️ β€œJika aku telah berbuat… maka biarlah…”
Ini adalah bentuk pengakuan publik dan keberanian moral dari seorang yang sungguh hidup dalam takut akan Allah.


πŸ“Œ 1. Menjaga Kekudusan dan Niat Hati (ayat 1–12)
➑️ β€œAku telah membuat perjanjian dengan mataku, tidak memandang perempuan dengan nafsu.”
➑️ Ayub menegaskan:

  • Ia tidak menipu atau menyeleweng
  • Ia tahu bahwa Allah melihat setiap langkah manusia
  • Ia tidak menyimpang dalam hubungan suami istri
  • Ia tidak tergoda oleh wanita lain

🎯 Kesucian hidup dimulai dari hati dan mata. Ayub bukan hanya tidak berzina, tapi menjaga pikirannya.


πŸ“Œ 2. Adil terhadap Bawahan dan Sesama (ayat 13–23)
➑️ Ayub tidak:

  • Mengabaikan hak hamba-hambanya
  • Menutup mata terhadap orang miskin, yatim piatu, atau janda
  • Menyimpan roti hanya untuk diri sendiri

➑️ Ia hidup dalam kepedulian sosial dan keadilan, karena ia tahu bahwa Tuhan melihat dan membela yang tertindas.

🎯 Integritas Ayub tidak hanya pribadi, tetapi juga sosial dan kemanusiaan.


πŸ“Œ 3. Tidak Tergoda Kekayaan atau Berhala (ayat 24–28)
➑️ Ayub tidak:

  • Menaruh harap pada emas
  • Menyembah benda langit (berhala seperti matahari dan bulan)

🎯 Ia menolak materialisme dan penyembahan palsu.


πŸ“Œ 4. Tidak Menyimpan Kebencian atau Kemunafikan (ayat 29–34)
➑️ Ia:

  • Tidak bersukacita atas kemalangan musuh
  • Tidak menyembunyikan dosa karena takut pada manusia
  • Selalu membuka pintu bagi siapa pun

🎯 Ayub hidup jujur, terbuka, dan bebas dari dendam.


πŸ“Œ 5. Tantangan Terbuka: Jika Ada Salahku, Tunjukkan! (ayat 35–40)
➑️ Ayub berharap:

β€œAh, kalau ada yang mendengar aku!”
➑️ Ia ingin Tuhan menjawab, karena ia yakin pada ketulusan hidupnya.
➑️ Ia bersumpah bahwa jika ia bersalah, maka biarlah tanahnya tidak menghasilkan.

🎯 Ini adalah seruan terakhir dari hati nurani yang bersih, meskipun tidak mengerti mengapa ia menderita.


πŸ“– Pengajaran Utama

  • Hidup benar melibatkan kesucian pikiran, keadilan sosial, dan hati yang tulus
  • Integritas tidak membutuhkan pembelaan manusia β€” cukup hati nurani dan Tuhan
  • Iman sejati membuat kita berani jujur di hadapan Tuhan
  • Kekudusan = hidup menyatu antara tindakan, pikiran, dan motivasi

✨ Makna Spiritualitas (Perjanjian Baru)

πŸ“– Matius 5:8

β€œBerbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.”
➑️ Ayub adalah teladan orang yang menjaga kemurnian hati.

πŸ“– Yakobus 1:27

β€œIbadah yang murni… ialah mengunjungi yatim dan janda dalam kesusahan.”
➑️ Ayub hidup dalam ibadah sosial yang nyata.

πŸ“– 1 Tesalonika 2:10

β€œKamu adalah saksi, dan Allah juga, betapa saleh, benar, dan tak bercacat kami…”
➑️ Paulus seperti Ayub β€” hidup terbuka di hadapan Tuhan dan manusia.

πŸ“– 2 Korintus 4:2

β€œKami menolak cara-cara yang memalukan dan tersembunyi…”
➑️ Ayub tidak hidup dalam kepura-puraan atau kemunafikan.


πŸ•ŠοΈ β€œAku telah membuat perjanjian dengan mataku.” – Ayub 31:1
πŸ•ŠοΈ β€œBukankah Dia yang menjadikan aku dalam kandungan juga menjadikan mereka?” – Ayub 31:15
πŸ•ŠοΈ β€œJika aku bersukacita karena kemalangan musuhku…” – Ayub 31:29
πŸ•ŠοΈ β€œAh, kalau ada yang mendengar aku!” – Ayub 31:35


🌞
↑
© 2025 KebenaranHidup.com  | Project Kristus
Kebijakan Privasi