1
Maka berbicaralah Elifas, orang Téman:
2
“Kesalkah engkau, bila orang mencoba berbicara kepadamu? Tetapi siapakah dapat tetap menutup mulutnya?
3
Sesungguhnya, engkau telah mengajar banyak orang, dan tangan yang lemah telah engkau kuatkan;
4
orang yang jatuh telah dibangunkan oleh kata-katamu, dan lutut yang lemas telah kaukokohkan;
5
tetapi sekarang, dirimu yang tertimpa, dan engkau kesal, dirimu terkena, dan engkau terkejut.
6
Bukankah takutmu akan Allah yang menjadi sandaranmu, dan kesalehan hidupmu menjadi pengharapanmu?
7
Camkanlah ini: siapa binasa dengan tidak bersalah dan di manakah orang yang jujur dipunahkan?
8
Yang telah kulihat ialah bahwa orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga.
9
Mereka binasa oleh nafas Allah, dan lenyap oleh hembusan hidung-Nya.
10
Singa mengaum, singa meraung — patahlah gigi singa-singa muda.
11
Singa binasa karena kekurangan mangsa, dan anak-anak singa betina bercerai-berai.
12
Suatu perkataan telah disampaikan kepadaku dengan diam-diam dan telingaku menangkap bisikannya,
13
waktu bermenung oleh sebab khayal malam, ketika tidur nyenyak menghinggapi orang.
14
Aku terkejut dan gentar, sehingga tulang-tulangku gemetar.
15
Suatu roh melewati aku, tegaklah bulu romaku.
16
Ia berhenti, tetapi rupanya tidak dapat kukenal. Suatu sosok ada di depan mataku, suara berbisik-bisik kudengar:
17
Mungkinkah seorang manusia benar di hadapan Allah, mungkinkah seseorang tahir di hadapan Penciptanya?
18
Sesungguhnya, hamba-hamba-Nya tidak dipercayai-Nya, malaikat-malaikat-Nya pun didapati-Nya tersesat,
19
lebih-lebih lagi mereka yang diam dalam pondok tanah liat, yang dasarnya dalam debu, yang mati terpijat seperti gegat.
20
Di antara pagi dan petang mereka dihancurkan, dan tanpa dihiraukan mereka binasa untuk selama-lamanya.
21
Bukankah kemah mereka dicabut? Mereka mati, tetapi tanpa hikmat.”
🗣️⚖️🔥 Ringkasan Ayub 4 – Elifas Menuduh: Tidak Ada Penderitaan Tanpa Dosa
Ayub 4 menandai awal dari dialog panjang antara Ayub dan tiga sahabatnya. Yang pertama bicara adalah Elifas dari Teman. Dengan gaya halus tapi menyesatkan, Elifas menyampaikan teologi yang umum saat itu:
“Orang benar tidak akan binasa. Kalau kau menderita, pasti karena dosamu.”
Pasal ini menunjukkan bahwa nasihat religius bisa terdengar bijak, tapi tidak selalu benar — terutama ketika mengabaikan kasih dan empati.
📌 1. Elifas Memulai dengan Lembut tapi Menuduh (ayat 1–6)
➡️ Elifas mengawali dengan pengakuan bahwa Ayub pernah menguatkan orang lain yang lemah
➡️ Tapi sekarang, ketika Ayub sendiri menderita, ia goyah — dan Elifas mempersoalkannya
➡️ Ia menyarankan:
“Bukankah takutmu akan Allah yang memberi harapan padamu?”
🎯 Kebaikan masa lalu Ayub diakui, tapi penderitaannya dianggap bukti dosa tersembunyi.
📌 2. Teologi Karma Elifas: Pasti Ada Sebab (ayat 7–11)
➡️ Elifas menegaskan:
“Pernahkah orang binasa tanpa salah?”
➡️ Ia percaya hukum tabur tuai berlaku mutlak:
“Siapa menabur kesusahan, akan menuai kesusahan.”
➡️ Bahkan singa pun (simbol kekuatan) bisa mati — menggambarkan bahwa tak ada yang kebal dari akibat dosa
🎯 Kesalahan Elifas: menyamaratakan bahwa penderitaan = hukuman.
📌 3. “Wahyu Rohani” Elifas yang Mencurigakan (ayat 12–21)
➡️ Elifas menceritakan penglihatan spiritual saat malam yang mengerikan
➡️ Ia mendengar suara berkata:
“Mungkinkah manusia benar di hadapan Allah? Tidak seorang pun benar di hadapan-Nya.”
➡️ Elifas menyimpulkan bahwa Ayub tak mungkin bebas dari dosa, karena semua manusia najis di hadapan Allah
🎯 Elifas memakai mistik dan pengalaman pribadi untuk membenarkan tuduhannya, tetapi tanpa dasar kasih.
📖 Pengajaran Utama
- Tidak semua penderitaan berasal dari dosa pribadi — menyimpulkan cepat bisa menyakiti
- Orang yang sedang menderita butuh penghiburan, bukan penghakiman
- Pengalaman rohani pribadi harus diuji dengan hikmat, belas kasih, dan kebenaran firman
- Kebijaksanaan tanpa kasih dapat berubah menjadi kekejaman
✨ Makna Spiritualitas (Perjanjian Baru)
“Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?”
➡️ Yesus menjawab:
“Bukan karena dosa, tetapi supaya pekerjaan Allah dinyatakan.”
➡️ Ini membantah teologi Elifas bahwa semua penderitaan pasti karena dosa
“Semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah.”
➡️ Elifas benar bahwa tak ada yang sempurna, tetapi salah karena menyimpulkan itu penyebab penderitaan Ayub
“Kalau seseorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, pulihkanlah ia dengan roh lemah lembut.”
➡️ Elifas tidak menunjukkan kelembutan, hanya penghakiman rohani
“Hendaklah setiap orang cepat untuk mendengar, lambat untuk berkata-kata…”
➡️ Elifas cepat berbicara, padahal Ayub belum meminta nasihat
🕊️ “Pernahkah binasa orang yang tidak bersalah?” – Ayub 4:7
🕊️ “Aku mendapat suatu bisikan… Mungkinkah manusia benar di hadapan Allah?” – Ayub 4:17
🕊️ “Bukankah takutmu akan Allah menjadi sandaranmu?” – Ayub 4:6
🕊️ “Orang yang membajak kejahatan, menuai kesusahan.” – Ayub 4:8