1
“Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN,
sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita,
yang telah memukul dan yang akan membalut kita.
2
Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari,
pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita,
dan kita akan hidup di hadapan-Nya.
3
Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN;
Ia pasti muncul seperti fajar,
Ia akan datang kepada kita seperti hujan,
seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.”
4
Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim?
Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda?
Kasih setiamu seperti kabut pagi,
dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar.
5
Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi,
Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku,
dan hukum-Ku keluar seperti terang.
6
Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan,
dan menyukai pengenalan akan Allah,
lebih dari pada korban-korban bakaran.
7
Tetapi mereka itu telah melangkahi perjanjian di Adam,
di sana mereka telah berkhianat terhadap Aku.
8
Gilead adalah kota para penjahat,
penuh dengan jejak darah.
9
Seperti gerombolan menghadang,
demikianlah persekutuan para imam;
mereka membunuh di jalan ke Sikhem,
sungguh, mereka melakukan perbuatan mesum.
10
Di antara kaum Israel telah Kulihat hal-hal yang mengerikan;
di sana ada Efraim bersundal
dan Israel telah menajiskan diri.
11
Juga bagimu, hai Yehuda, telah ditentukan penuaian:
Apabila Aku memulihkan keadaan umat-Ku,
📖💔🌦 Ringkasan Hosea 6 – Pertobatan Palsu dan Kasih yang Diinginkan Allah
Hosea 6 menampilkan dua bagian kontras:
- Seruan pertobatan dari umat, dan
- Tanggapan Tuhan yang menyingkap kepalsuan mereka.
Mereka datang kepada Tuhan, tetapi dengan motivasi dangkal dan tidak tulus. Allah tidak mencari upacara, ritual, atau kata-kata manis—Ia menghendaki kasih dan pengenalan akan Dia lebih dari segala kurban.
📌 1. Seruan untuk Kembali kepada Tuhan (ayat 1–3)
“Marilah kita kembali kepada TUHAN, sebab Ia telah menerkam, dan Ia akan menyembuhkan kita…”
- Umat berseru agar kembali kepada Tuhan, percaya bahwa Tuhan cepat menyembuhkan
- Mereka yakin bahwa pemulihan akan terjadi secepat mungkin (“pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita”)
- “Marilah kita mengenal dan sungguh-sungguh mengenal Tuhan” – terdengar baik, tapi Tuhan tahu isi hati mereka
🎯 Banyak orang ingin berkat pemulihan tanpa pertobatan yang sejati. Kata-kata bisa benar, tapi motif bisa keliru.
📌 2. Allah Menolak Pertobatan yang Dangkal (ayat 4–6)
“Kasihmu seperti kabut pagi dan embun yang hilang pagi-pagi benar.”
- Kasih Israel tidak tahan lama, seperti embun yang cepat lenyap
- Tuhan lebih memilih kasih yang sejati daripada korban bakaran:
“Sebab Aku menyukai kasih setia dan bukan korban sembelihan, dan pengenalan akan Allah lebih dari korban-korban bakaran.” (ayat 6)
🎯 Tuhan menginginkan relasi, bukan ritual. Hati yang setia lebih berharga daripada ibadah luar.
📌 3. Umat Melanggar Perjanjian (ayat 7–11)
“Mereka telah melangkahi perjanjian seperti orang di Adam…”
- Di Gilead, kota imam, penuh dengan jejak kejahatan dan pembunuhan
- Imam yang seharusnya menjaga hukum Tuhan malah seperti perampok
- Efraim dan Yehuda melanggar perjanjian, hidup dalam kenajisan
🎯 Ketika yang rohani menjadi korup, kejatuhan moral suatu bangsa menjadi tak terelakkan.
📖 Pengajaran Utama
- Pertobatan harus datang dari hati, bukan sekadar dari bibir
- Allah tidak terkesan dengan ibadah luar jika tidak ada kasih sejati dan ketaatan dalam hidup
- Kasih yang dangkal tidak menyelamatkan — hanya kasih setia yang tahan uji
- Bangsa bisa menjadi religius tapi tetap jauh dari Allah
- Allah mengenal isi hati; pertobatan pura-pura tidak akan menyelamatkan
✨ Makna Spiritualitas (Perjanjian Baru)
“Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan…”
→ Yesus mengutip Hosea 6:6 untuk mengecam orang Farisi yang religius tapi tanpa kasih sejati
“Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.”
→ Sama seperti Hosea katakan, ritual tanpa hati = kemunafikan
“Marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas…”
→ Allah menginginkan hati yang jujur, bukan penampilan luar
“Duka menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan.”
→ Bukan sekadar rasa bersalah, tapi pertobatan sejati yang mengubah hidup
🎯 Hosea 6 adalah panggilan mendesak untuk kembali kepada Tuhan dengan hati yang benar, bukan sekadar liturgi atau rutinitas. Tuhan ingin kasih yang hidup, bukan agama yang mati.
🕊️ “Marilah kita kembali kepada TUHAN…” – Hosea 6:1
🕊️ “Kasihmu seperti kabut pagi…” – Hosea 6:4
🕊️ “Aku menyukai kasih setia dan bukan korban sembelihan…” – Hosea 6:6
🕊️ “Mereka telah melangkahi perjanjian seperti orang di Adam…” – Hosea 6:7