1
Sebab setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.
2
Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan,
3
yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.
4
Dan tidak seorang pun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun.
5
Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya:
“Anak-Ku Engkau!
Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini”,
6
sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain:
“Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya,
menurut peraturan Melkisedek.”
7
Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
8
Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
9
dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
10
dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.
11
Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
12
Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
13
Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
14
Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
📖 Ibrani 5 – Yesus Kristus sebagai Imam Besar Sejati
🧾 Ringkasan Isi
Ibrani 5 menyoroti fungsi imam besar dalam Perjanjian Lama—dipilih dari manusia untuk mewakili manusia di hadapan Allah. Penulis menjelaskan bahwa Kristus juga dipanggil oleh Allah, seperti Harun, tetapi pelayanan-Nya lebih tinggi, karena bersumber dari perintah kekal dan kesempurnaan ketaatan-Nya melalui penderitaan.
Namun, penulis juga menyampaikan teguran: jemaat seharusnya sudah dewasa secara rohani, tetapi masih memerlukan “susu”, bukan “makanan keras” karena mereka lamban untuk mengerti.
📘 Penjelasan Isi
Bagian | Ayat | Ringkasan |
---|---|---|
Peran imam besar | 1–4 | Imam besar adalah manusia yang mewakili manusia di hadapan Allah dan mempersembahkan korban untuk dosa. |
Yesus sebagai Imam Besar | 5–10 | Kristus tidak mengangkat diri-Nya, tetapi dipanggil oleh Allah dan menjadi Imam Besar menurut urutan Melkisedek. |
Teguran atas ketidakdewasaan rohani | 11–14 | Jemaat ditegur karena tidak bertumbuh dalam pengertian dan masih membutuhkan pengajaran dasar. |
✨ Pengajaran Utama
- Yesus ditetapkan sebagai Imam Besar oleh Allah sendiri
Seperti Harun, Yesus tidak mengangkat diri-Nya sendiri, tetapi ditetapkan oleh Allah dengan sumpah dan firman-Nya. Ia adalah Imam kekal menurut peraturan Melkisedek. - Penderitaan mengajarkan ketaatan
Walau Yesus adalah Anak, Ia belajar taat melalui penderitaan, dan karena itu menjadi sumber keselamatan kekal. - Imam besar harus mengerti kelemahan umat
Imam besar manusia dipilih agar dapat berbelas kasih karena dia sendiri juga lemah. Yesus, walau tanpa dosa, mengalami penderitaan manusia dan karena itu layak sebagai pengantara. - Kebutuhan akan pertumbuhan rohani
Penulis menegur bahwa banyak orang percaya masih seperti anak-anak dalam pengertian rohani, belum dewasa dalam Firman kebenaran.
💡 Makna Rohani
Ibrani 5 mengungkapkan peran pengantara yang penuh kasih dari Kristus, yang bukan hanya menjalankan tugas keimaman, tapi juga menjadi korban itu sendiri. Ia memimpin umat kepada Allah dengan pengorbanan sempurna. Namun, umat juga diajak untuk bertumbuh dalam kedewasaan rohani, tidak puas dengan pengajaran dasar, melainkan mengejar pemahaman yang dalam tentang kebenaran.
📖 Ayat Kunci
“Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya; dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.”
— Ibrani 5:8–9