Setiap orang percaya pasti pernah mengalami momen di mana doa-doa seolah mengambang di langit tanpa jawaban. Kita sudah berseru, menantikan dengan harap, dan mungkin bahkan berpuasa. Tapi waktu berlalu dan Tuhan tetap terasa diam. Dalam hati kita mulai bertanya, “Tuhan, apakah Engkau mendengarku?”
Menariknya, Alkitab justru penuh dengan kisah orang-orang yang juga mengalami hal ini. Bukan karena mereka kurang iman, tapi karena Tuhan sedang melakukan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar menjawab cepat.
Tuhan Sering Diam, Tapi Tidak Pernah Tidak Peduli
Dalam Mazmur 13:1, Daud dengan jujur berkata, “Berapa lama lagi, TUHAN, Engkau akan melupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap aku?” Daud, yang disebut sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan, pun mengalami perasaan seolah ditinggalkan. Tapi kalau kita baca sampai akhir, Daud tetap memuji Tuhan.
Artinya, dalam diam-Nya Tuhan, ada pelajaran tentang percaya tanpa syarat. Yohanes 11:6 mencatat bagaimana Yesus justru menunda dua hari setelah mendengar Lazarus sakit. Jika dilihat dari sisi manusia, itu seperti pengabaian. Tapi di balik penundaan itu, ada mujizat yang lebih besar: kebangkitan, bukan sekadar kesembuhan.
Saat Tuhan Diam, Dia Sedang Mengajar Kita Sesuatu
- Iman yang tidak bergantung pada emosi. Dalam 2 Korintus 5:7 tertulis, “sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.” Tuhan ingin kita belajar berjalan dengan iman, bukan dengan rasa nyaman.
- Kedewasaan rohani dibentuk dalam kesunyian. Sama seperti anak kecil belajar mandiri saat tidak terus-menerus digendong, begitu juga kita dilatih untuk percaya meski tidak “merasa” Tuhan hadir.
- Tuhan sedang menyiapkan sesuatu yang lebih baik dari yang kita doakan. Efesus 3:20 menyatakan bahwa Tuhan sanggup melakukan jauh lebih banyak dari yang kita doakan atau pikirkan.
Bagaimana Kita Merespons Saat Tuhan Terlihat Diam?
- Teruslah datang kepada-Nya. Diam Tuhan bukan sinyal untuk menjauh, tapi undangan untuk datang lebih dekat. Yakobus 4:8 berkata, “Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.”
- Isi harimu dengan ucapan syukur. Bahkan dalam ketiadaan jawaban, selalu ada alasan untuk bersyukur. 1 Tesalonika 5:18: “Mengucap syukurlah dalam segala hal.”
- Percaya karakter Tuhan lebih dari keadaan. Mazmur 33:4 menegaskan, “Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.”
- Bersandarlah pada janji, bukan perasaan. Yeremia 29:11 menegaskan bahwa rancangan Tuhan adalah damai sejahtera, bukan kecelakaan.
Penutup: Diam-Nya Tuhan Bukan Tanda Ia Meninggalkan Kita
Kita terbiasa berpikir bahwa respons cepat adalah bukti kasih. Tapi kasih Tuhan jauh lebih dalam dari sekadar memberi cepat. Dia peduli pada hatimu, karaktermu, dan masa depanmu. Kadang Ia menjawab “tunggu”, bukan karena Ia tidak sayang, tetapi karena jawaban itu belum baik untukmu saat ini.
Yesaya 30:18 menguatkan, “Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu… sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!”
Jadi, kalau hari ini kamu belum mendengar jawaban, jangan menyerah. Mungkin Tuhan tidak berkata apa-apa, tapi percayalah, Dia sedang membentuk sesuatu yang sangat berharga di dalam dirimu.