1
— Ke mana perginya kekasihmu,
hai jelita di antara wanita?
Ke jurusan manakah kekasihmu pergi,
supaya kami mencarinya besertamu?
2
— Kekasihku telah turun ke kebunnya,
ke bedeng rempah-rempah
untuk menggembalakan domba dalam kebun
dan memetik bunga bakung.
3
Aku kepunyaan kekasihku, dan kepunyaanku kekasihku,
yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.
4
Cantik engkau, manisku, seperti kota Tirza,
juita seperti Yerusalem,
dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya.
5
Palingkanlah matamu dari padaku,
sebab aku menjadi bingung karenanya.
Rambutmu bagaikan kawanan kambing
yang bergelombang turun dari Gilead.
6
Gigimu bagaikan kawanan domba,
yang keluar dari tempat pembasuhan,
yang beranak kembar semuanya,
yang tak beranak tak ada.
7
Bagaikan belahan buah delima pelipismu
di balik telekungmu.
8
Permaisuri ada enam puluh,
selir delapan puluh,
dan dara-dara tak terbilang banyaknya.
9
Tetapi dialah satu-satunya merpatiku, idam-idamanku,
satu-satunya anak ibunya,
anak kesayangan bagi yang melahirkannya;
puteri-puteri melihatnya dan menyebutnya bahagia,
permaisuri-permaisuri dan selir-selir memujinya.
10
“Siapakah dia yang muncul laksana fajar merekah,
indah bagaikan bulan purnama,
bercahaya bagaikan surya,
dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya?”
11
Ke kebun kenari aku turun
melihat kuntum-kuntum di lembah,
melihat apakah pohon anggur berkuncup
dan pohon-pohon delima berbunga.
12
Tak sadar diri aku;
kerinduanku menempatkan aku di atas kereta orang bangsawan.
13
Kembalilah, kembalilah, ya gadis Sulam,
kembalilah, kembalilah, supaya kami dapat melihat engkau!
Mengapa kamu senang melihat gadis Sulam itu
seperti melihat tari-tarian perang?
🌼💞👑 Ringkasan Kidung Agung 6 – Perjumpaan Kembali dan Kecantikan yang Tak Tergantikan
Setelah pencarian yang menyakitkan (pasal 5), pasal ini menampilkan pemulihan hubungan. Sang kekasih ditemukan kembali dan dipuji dengan penuh cinta. Gambaran dalam pasal ini sangat kuat akan kesetiaan, daya tarik yang tak tergantikan, dan persekutuan yang dipulihkan.
📌 1. Di Mana Kekasihmu? (ayat 1–3)
“Kemana perginya kekasihmu, hai yang tercantik di antara wanita…?”
- Teman-teman sang wanita bertanya: di mana kekasihmu?
- Wanita menjawab: kekasihku ada di taman, memetik bunga di kebunnya
🎯 Persekutuan yang sempat terputus kini dipulihkan, dan si wanita mengakui:
“Aku kepunyaan kekasihku dan kekasihku kepunyaanku…”
📌 2. Pujian Sang Kekasih yang Mendalam (ayat 4–10)
“Engkau indah, manisku… dahimu seperti kota Yerusalem…”
- Kekasihnya memuji dengan kata-kata kuat dan mendalam
- Ia menyebut sang wanita sebagai tak tertandingi, bahkan di antara 60 ratu dan 80 gundik
“Tiada tara bagaikan fajar menyingsing… dahsyat seperti tentara dengan panji-panji”
🎯 Cinta sejati tidak dapat digantikan. Di mata sang kekasih, dia satu-satunya yang memikat hati.
📌 3. Perjalanan di Lembah Kacang (ayat 11–12)
“Aku turun ke kebun kacang, untuk melihat tunas…”
- Gambaran perjalanan ke taman menjadi simbol introspeksi dan pemulihan hati
- Ada semangat untuk melihat apakah “pohon anggur sudah berbunga” — tanda kehidupan dan pertumbuhan kembali
🎯 Cinta dan hubungan rohani perlu diperiksa, ditumbuhkan, dan dijaga.
📌 4. Kembalilah, Hai Sulamit (ayat 13)
“Kembalilah, hai Sulamit… supaya kami dapat memandang engkau!”
- Nama “Sulamit” hanya muncul di sini, kemungkinan versi feminim dari “Salomo”
- Gambaran ini menunjukkan cinta yang sejajar, saling melengkapi, dan setara dalam kasih
🎯 Relasi sejati bersifat resiprokal—saling menarik, memulihkan, dan membangun.
📖 Pengajaran Utama
- Hubungan yang sempat renggang dapat dipulihkan melalui kerendahan hati dan cinta
- Kekasih sejati melihat keindahan yang tak tergantikan
- Kesetiaan dan pujian dalam hubungan adalah kekuatan yang mempererat cinta
- Pemulihan perlu disertai introspeksi, bukan hanya emosi
- Nama “Sulamit” mengindikasikan bahwa dalam kasih sejati, tidak ada dominasi—yang ada hanya keutuhan
✨ Makna Spiritualitas (Perjanjian Baru)
“Akulah pokok anggur, kamu adalah ranting-rantingnya…”
“Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai… sebab hari pernikahan Anak Domba telah tiba.”
“Dia yang memulai pekerjaan baik di antara kamu, akan meneruskannya…”
“Allah telah mendamaikan kita dengan diri-Nya oleh Kristus…”
🎯 Kristus tidak menyerah atas umat-Nya. Meskipun kita pernah menjauh, kasih-Nya tetap memulihkan dan menganggap kita tiada tara.
🕊️ “Aku kepunyaan kekasihku dan kekasihku kepunyaanku.” – Kidung Agung 6:3
🕊️ “Tiada tara bagaikan fajar menyingsing…” – Kidung Agung 6:10
🕊️ “Kembalilah, hai Sulamit!” – Kidung Agung 6:13