1
Berilah keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah perkaraku terhadap kaum yang tidak saleh! Luputkanlah aku dari orang penipu dan orang curang!
2
Sebab Engkaulah Allah tempat pengungsianku. Mengapa Engkau membuang aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?
3
Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
4
Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, yang adalah sukacitaku dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!
5
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
🕊️🙏📖 Ringkasan Mazmur 43 – “Doa Minta Pembelaan dan Terang dari Tuhan”
Mazmur 43 adalah lanjutan langsung dari Mazmur 42, tanpa judul baru dalam teks Ibrani, dan tetap memuat nada kerinduan akan Tuhan di tengah tekanan. Pemazmur meminta pembelaan dari musuh yang curang, serta terang dan kebenaran Tuhan agar ia bisa kembali menyembah di hadapan-Nya.
Mazmur ini menunjukkan bahwa iman tidak diam di tengah kegelapan, tetapi aktif mencari kehadiran Allah dan kekuatan rohani.
📌 1. Permohonan Pembelaan dari Orang Fasik (ayat 1)
➡️ Pemazmur meminta Tuhan membela dia dari bangsa yang tidak saleh dan dari penipu dan penindas.
🎯 Saat kita tidak bisa membela diri, Tuhan adalah Hakim dan Penyelamat yang adil.
📌 2. Seruan karena Ketiadaan Terang Tuhan (ayat 2)
➡️ Ia bertanya: “Mengapa Engkau membuang aku?”
➡️ Meski Tuhan adalah kekuatan, ia merasa sendirian dan tertindas.
🎯 Bahkan orang percaya bisa merasakan keheningan Allah — namun mereka tetap berseru kepada-Nya.
📌 3. Permohonan Akan Terang dan Kebenaran Tuhan (ayat 3–4)
➡️ “Utuslah terang-Mu dan kebenaran-Mu…”
➡️ Ia rindu kembali ke mezbah Tuhan dan bersukacita dalam hadirat Allah.
🎯 Terang dan kebenaran Tuhan adalah kompas rohani menuju sukacita sejati.
📌 4. Menguatkan Diri dalam Iman (ayat 5)
➡️ Ayat ini identik dengan Mazmur 42:5 dan 42:11:
“Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya…”
🎯 Pengharapan bukan berdasarkan situasi, tapi pada siapa Tuhan itu.
📖 Pengajaran Utama
- Saat merasa tidak adil diperlakukan, serahkan pembelaan kepada Tuhan
- Keheningan Allah bukan berarti Ia absen; justru saat itu kita harus mencari terang-Nya
- Iman tidak diam pasif, tetapi aktif mencari hadirat dan keadilan Tuhan
- Terang dan kebenaran Tuhan membawa kita kembali ke pusat sukacita: penyembahan
- Pengharapan kepada Tuhan harus diulang dan diteguhkan — terutama saat hati gelisah
✨ Makna Spiritualitas (Perjanjian Baru)
📖 Yohanes 14:6
“Yesus berkata: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.”
➡️ Yesus adalah terang dan kebenaran yang diminta pemazmur di ayat 3.
📖 2 Korintus 4:6
“Allah… telah membuat terang-Nya bercahaya di hati kita…”
➡️ Terang Tuhan hadir melalui Yesus di dalam hati orang percaya.
📖 Ibrani 4:16
“Marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia…”
➡️ Sama seperti pemazmur ingin kembali ke mezbah, kita juga dipanggil untuk mendekat.
📖 Roma 8:33–34
“Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah?”
➡️ Tuhan adalah pembela kita, jawaban dari seruan Mazmur 43:1.
🕊️ “Berilah keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah perkaraku.” – Mazmur 43:1
🕊️ “Utuslah terang-Mu dan kebenaran-Mu: itu akan menuntun aku.” – Mazmur 43:3
🕊️ “Aku akan pergi ke mezbah Allah, kepada Allah, sukacitaku dan kegembiraanku.” – Mazmur 43:4
🕊️ “Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya.” – Mazmur 43:5