1
Mazmur Daud, ketika ia ada di padang gurun Yehuda.
(63-2) Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau,
jiwaku haus kepada-Mu,
tubuhku rindu kepada-Mu,
seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.
2
(63-3) Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus,
sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.
3
(63-4) Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup;
bibirku akan memegahkan Engkau.
4
(63-5) Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku
dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.
5
(63-6) Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan,
dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji.
6
(63-7) Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku,
merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, —
7
(63-8) sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku,
dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.
8
(63-9) Jiwaku melekat kepada-Mu,
tangan kanan-Mu menopang aku.
9
(63-10) Tetapi orang-orang yang berikhtiar mencabut nyawaku,
akan masuk ke bagian-bagian bumi yang paling bawah.
10
(63-11) Mereka akan diserahkan kepada kuasa pedang,
mereka akan menjadi makanan anjing hutan.
11
(63-12) Tetapi raja akan bersukacita di dalam Allah;
setiap orang, yang bersumpah demi Dia, akan bermegah,
karena mulut orang-orang yang mengatakan dusta akan disumbat.
🕊️🙏📖 Ringkasan Mazmur 63 – “Jiwaku Haus Akan Allah”
Mazmur 63 adalah mazmur kerinduan yang mendalam kepada Tuhan, ditulis Daud ketika berada di padang gurun Yehuda, melarikan diri dari musuh (kemungkinan saat dikejar Absalom). Di tengah kekeringan fisik dan kesulitan, yang paling dirindukan Daud bukan air atau kenyamanan — tetapi hadirat Allah.
Mazmur ini adalah nyanyian cinta dan pengharapan rohani, menunjukkan bahwa kedekatan dengan Tuhan lebih penting daripada pemulihan keadaan fisik.
📌 1. Rindu dan Haus Akan Allah (ayat 1–2)
➡️ “Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu…”
➡️ Seperti orang yang haus di padang tandus, Daud mencari wajah Tuhan.
🎯 Kondisi batin lebih penting dari kondisi lahiriah — jiwa yang haus hanya dipuaskan oleh Tuhan.
📌 2. Kepuasan dalam Hadirat Tuhan (ayat 3–5)
➡️ “Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup…”
➡️ Daud memilih memuji Tuhan daripada mengeluh akan situasi.
➡️ Ia berkata: “Jiwaku kenyang seperti dengan lemak dan sumsum.”
🎯 Kasih Tuhan lebih memuaskan daripada kelimpahan dunia.
📌 3. Mengingat Tuhan di Malam Hari (ayat 6–8)
➡️ “Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku…”
➡️ Bahkan saat gelap dan sunyi, Daud mendekap Tuhan dalam pikirannya.
🎯 Keintiman dengan Tuhan tidak bergantung pada lokasi, tapi pada hati yang melekat.
📌 4. Kemenangan Atas Musuh (ayat 9–11)
➡️ Musuh Daud akan binasa dan diserahkan kepada pedang, sedangkan raja akan bersukacita dalam Allah.
🎯 Orang benar tidak perlu membalas — Tuhan yang akan bertindak.
📖 Pengajaran Utama
- Rasa haus rohani adalah tanda iman yang hidup dan dalam
- Kasih setia Tuhan lebih berharga dari hidup itu sendiri
- Dalam kesunyian dan kesesakan, Tuhan hadir — bahkan di padang gurun
- Pujian kepada Tuhan bisa dan harus muncul dari tengah penderitaan
- Tuhan memberi kekuatan untuk mengatasi musuh dan tantangan
✨ Makna Spiritualitas (Perjanjian Baru)
📖 Matius 5:6
“Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.”
➡️ Sama seperti Daud, kerinduan akan Tuhan mendatangkan kepuasan sejati.
📖 Yohanes 4:13–14
“Barangsiapa minum air yang Kuberikan… tidak akan haus selama-lamanya.”
➡️ Yesus adalah air hidup yang memuaskan jiwa di padang gurun kehidupan.
📖 Filipi 3:8
“Segala sesuatu kuanggap rugi… karena pengenalan akan Kristus Yesus…”
➡️ Seperti Daud berkata: “Kasih setia-Mu lebih baik dari hidup.”
📖 Roma 12:19
“Pembalasan adalah hak-Ku, firman Tuhan.”
➡️ Daud menyerahkan urusan musuh kepada Tuhan — sikap rohani yang dewasa.
🕊️ “Jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu…” – Mazmur 63:1
🕊️ “Kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup.” – Mazmur 63:3
🕊️ “Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.” – Mazmur 63:8
🕊️ “Raja akan bersukacita di dalam Allah.” – Mazmur 63:11