1
Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita.
2
Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
3
Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah.
4
Bagian-bagian bumi yang paling dalam ada di tangan-Nya, puncak gunung-gunung pun kepunyaan-Nya.
5
Kepunyaan-Nya laut, Dialah yang menjadikannya, dan darat, tangan-Nyalah yang membentuknya.
6
Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.
7
Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya.
Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!
8
Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun,
9
pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
10
Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: “Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku.”
11
Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: “Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.”
🕊️🙏📖 Ringkasan Mazmur 95 – “Datanglah Menyembah dan Jangan Keras Hati”
Mazmur 95 adalah undangan penuh semangat untuk menyembah Tuhan, sekaligus peringatan keras agar tidak mengulangi pemberontakan nenek moyang di padang gurun.
Mazmur ini terdiri dari dua bagian besar:
➡️ Pertama, ajakan untuk bersorak dan sujud menyembah Tuhan,
➡️ Kedua, peringatan agar tidak mengeraskan hati seperti di Masa dan Meriba.
Ini adalah mazmur yang sering digunakan dalam liturgi ibadah — mengandung adorasi dan introspeksi.
📌 1. Datanglah dengan Puji-Pujian! (ayat 1–5)
➡️ “Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak bagi Gunung Batu keselamatan kita!”
➡️ Tuhan adalah Pencipta dan Raja atas seluruh bumi dan laut.
➡️ Ia layak disembah karena kebesaran dan kuasa-Nya.
🎯 Penyembahan sejati dimulai dari pengenalan akan siapa Tuhan itu.
📌 2. Sujud Menyembah dan Menjadi Umat-Nya (ayat 6–7)
➡️ “Marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.”
➡️ “Sebab Dialah Allah kita, dan kita umat gembalaan-Nya.”
➡️ Penyembahan bukan sekadar tindakan luar, tetapi respon dari relasi pribadi.
🎯 Tuhan ingin kedekatan dan ketaatan, bukan sekadar ritual.
📌 3. Jangan Keras Hati seperti di Padang Gurun (ayat 8–11)
➡️ “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba…”
➡️ Pemazmur mengingatkan kisah umat Israel yang menguji Tuhan, padahal mereka sudah melihat karya-Nya.
➡️ Tuhan murka dan bersumpah mereka tidak akan masuk ke tempat perhentian-Nya.
🎯 Peringatan keras bahwa keras hati bisa menghalangi berkat dan perhentian Tuhan.
📖 Pengajaran Utama
- Tuhan layak disembah karena Ia pencipta dan Raja atas segala sesuatu
- Penyembahan harus disertai dengan hati yang lembut dan taat
- Kita adalah umat-Nya — penyembahan adalah relasi, bukan formalitas
- Jangan mengulangi kesalahan masa lalu dengan mengeraskan hati
- Iman sejati dibuktikan dengan kepercayaan yang terus-menerus dalam perjalanan hidup
✨ Makna Spiritualitas (Perjanjian Baru)
📖 Ibrani 3:7–11
Penulis surat Ibrani mengutip langsung Mazmur 95:7–11, untuk memperingatkan orang percaya agar tidak keras hati seperti nenek moyang mereka.
➡️ “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu.”
📖 Yohanes 10:27
“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.”
➡️ Relasi antara gembala dan domba di Mazmur 95 digenapi dalam Kristus.
📖 Matius 11:28–29
“Yesus berkata: Marilah kepada-Ku… Aku akan memberi kelegaan.”
➡️ Tempat perhentian sejati yang dijanjikan Tuhan di mazmur ini adalah Yesus sendiri.
📖 Ibrani 4:7,9
“Ada suatu hari: ‘Hari ini,’ jika kamu mendengar suara-Nya… masih tersedia suatu hari perhentian bagi umat Allah.”
➡️ Mazmur 95 tetap relevan secara profetik, mengajak kita untuk taat hari ini juga.
🕊️ “Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak bagi Gunung Batu keselamatan kita.” – Mazmur 95:1
🕊️ “Marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN.” – Mazmur 95:6
🕊️ “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu.” – Mazmur 95:7–8
🕊️ “Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.” – Mazmur 95:11