1
Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk; demikian juga sedikit kebodohan lebih berpengaruh dari pada hikmat dan kehormatan.
2
Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri.
3
Juga kalau ia berjalan di lorong orang bodoh itu tumpul pikirannya, dan ia berkata kepada setiap orang: “Orang itu bodoh!”
4
Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar.
5
Ada suatu kejahatan yang kulihat di bawah matahari sebagai kekhilafan yang berasal dari seorang penguasa:
6
pada banyak tempat yang tinggi, didudukkan orang bodoh, sedangkan tempat yang rendah diduduki orang kaya.
7
Aku melihat budak-budak menunggang kuda dan pembesar-pembesar berjalan kaki seperti budak-budak.
8
Barangsiapa menggali lobang akan jatuh ke dalamnya, dan barangsiapa mendobrak tembok akan dipagut ular.
9
Barangsiapa memecahkan batu akan dilukainya; barangsiapa membelah kayu akan dibahayakannya.
10
Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.
11
Jika ular memagut sebelum mantera diucapkan, maka tukang mantera tidak akan berhasil.
12
Perkataan mulut orang berhikmat menarik, tetapi bibir orang bodoh menelan orang itu sendiri.
13
Awal perkataan yang keluar dari mulutnya adalah kebodohan, dan akhir bicaranya adalah kebebalan yang mencelakakan.
14
Orang yang bodoh banyak bicaranya, meskipun orang tidak tahu apa yang akan terjadi, dan siapakah yang akan mengatakan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?
15
Jerih payah orang bodoh melelahkan orang itu sendiri, karena ia tidak mengetahui jalan ke kota.
16
Wahai engkau tanah, kalau rajamu seorang kanak-kanak, dan pemimpin-pemimpinmu pagi-pagi sudah makan!
17
Berbahagialah engkau tanah, kalau rajamu seorang yang berasal dari kaum pemuka, dan pemimpin-pemimpinmu makan pada waktunya dalam keperkasaan dan bukan dalam kemabukan!
18
Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah.
19
Untuk tertawa orang menghidangkan makanan; anggur meriangkan hidup dan uang memungkinkan semuanya itu.
20
Dalam pikiran pun janganlah engkau mengutuki raja, dan dalam kamar tidur janganlah engkau mengutuki orang kaya, karena burung di udara mungkin akan menyampaikan ucapanmu, dan segala yang bersayap dapat menyampaikan apa yang kauucapkan.
🧠🐝⚠️ Ringkasan Pengkhotbah 10 – Kebodohan Kecil, Dampak Besar
Pengkhotbah 10 adalah kumpulan pengamatan bijak dan tajam dari Salomo mengenai perbedaan antara hikmat dan kebodohan. Ia menyoroti bagaimana sedikit kebodohan bisa merusak kehormatan, dan bagaimana perkataan serta tindakan sehari-hari mencerminkan siapa diri kita. Ini adalah ajakan untuk berhikmat dalam segala hal — bahkan yang tampaknya sepele.
📌 1. Hikmat Lebih Berat dari Kebodohan, Tapi Rawan Tergelincir (ayat 1–4)
“Seekor lalat mati membuat minyak urapan berbau busuk…”
- Kebodohan kecil bisa merusak reputasi besar
- Orang bijak hati-hati dalam bersikap; orang bodoh menunjukkan dirinya dengan cepat
- Jika pemimpin marah, tenanglah, jangan cepat bereaksi
🎯 Karakter sejati terlihat dalam respon saat krisis, bukan saat tenang.
📌 2. Posisi Tidak Menjamin Kualitas (ayat 5–7)
“Orang bodoh duduk dalam tempat tinggi…”
- Dunia sering membalik logika: yang tidak layak dipuji, malah dipromosikan
- Pelayan naik, pangeran turun — bukan karena kualitas, tapi karena sistem rusak
🎯 Hikmat tidak selalu dihargai di dunia. Tapi tetap bernilai di mata Tuhan.
📌 3. Perbuatan Ceroboh Mendatangkan Bahaya (ayat 8–11)
“Siapa menggali lobang, ia akan jatuh ke dalamnya…”
- Salomo memberi nasihat praktis: berhikmat bahkan dalam pekerjaan sehari-hari
- Orang yang tidak berpikir panjang akan menanggung akibat dari tindakannya sendiri
🎯 Hikmat terlihat dari cara kerja, cara berpikir, dan cara merespons risiko.
📌 4. Kata-kata Menjadi Cermin Hati (ayat 12–15)
“Perkataan orang bijak menyenangkan… tetapi bibir orang bodoh membinasakannya sendiri.”
- Kata-kata bisa menjadi berkat atau senjata mematikan
- Orang bodoh berbicara banyak tapi kosong, bahkan tersesat di jalan sendiri
🎯 Bicara sedikit tapi berbobot lebih baik daripada banyak tapi merusak.
📌 5. Kepemimpinan yang Buruk Menindas Rakyat (ayat 16–20)
“Celakalah negeri yang rajanya seorang kanak-kanak…”
- Kepemimpinan sembrono, malas, dan penuh pesta menghancurkan bangsa
- Hikmat mengajarkan disiplin, pengendalian diri, dan fokus
- Bahkan memaki raja dalam hati pun tidak luput dari konsekuensi (ayat 20)
🎯 Integritas bukan hanya soal tindakan — tapi juga pikiran dan perkataan rahasia.
📖 Pengajaran Utama
- Kebodohan kecil bisa membawa kerusakan besar
- Hikmat sejati ditunjukkan dalam respon, ucapan, dan cara kerja sehari-hari
- Dunia tidak selalu adil — tapi tetaplah hidup benar
- Hati dan mulut saling terhubung — jaga keduanya
- Kepemimpinan yang benar dibangun atas karakter, bukan jabatan
✨ Makna Spiritualitas (Perjanjian Baru)
“Lidah itu adalah api… dapat menodai seluruh tubuh.”
“Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman.”
“Jadilah teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, iman, dan kesucian.”
“Perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup…”
🎯 Dalam Kristus, kita dipanggil bukan hanya untuk bijak — tapi menghidupi hikmat ilahi yang mencerminkan kasih, kebenaran, dan ketekunan.
🕊️ “Seekor lalat mati membuat minyak berbau busuk.” – Pengkhotbah 10:1
🕊️ “Perkataan orang bijak menyenangkan…” – Pengkhotbah 10:12
🕊️ “Celakalah negeri yang rajanya kanak-kanak…” – Pengkhotbah 10:16
🕊️ “Bahkan dalam pikiranmu, jangan mengutuki raja…” – Pengkhotbah 10:20