🏠

AYUB 25 – Pendapat Bildad, Bahwa tidak Seorang pun Benar di Hadapan Allah

AYUB 25 – Pendapat Bildad, Bahwa tidak Seorang pun Benar di Hadapan Allah

1
Maka Bildad, orang Suah, menjawab:

2
“Kekuasaan dan kedahsyatan ada pada Dia, yang menyelenggarakan damai di tempat-Nya yang tinggi.

3
Dapatkah dihitung pasukan-Nya? Dan siapakah yang tidak disinari terang-Nya?

4
Bagaimana manusia benar di hadapan Allah, dan bagaimana orang yang dilahirkan perempuan itu bersih?

5
Sesungguhnya, bahkan bulan pun tidak terang dan bintang-bintang pun tidak cerah di mata-Nya.

6
Lebih-lebih lagi manusia, yang adalah berenga, anak manusia, yang adalah ulat!”


🌌🪞⚖️ Ringkasan Ayub 25 – “Manusia Tidak Murni di Hadapan Allah”

Ayub 25 adalah pasal terpendek dalam kitab Ayub, hanya terdiri dari 6 ayat, namun sarat dengan teologi besar tentang kekudusan Tuhan dan kefanaan manusia.
Pasal ini adalah ucapan terakhir Bildad, dan intinya adalah: manusia tidak layak di hadapan Allah.

Namun, meski benar secara teologis, pernyataan Bildad ini tidak relevan langsung dengan konteks Ayub, karena ia mengabaikan rasa sakit Ayub dan menyederhanakan penderitaan sebagai ketidaklayakan.


📌 1. Kebesaran Allah Tidak Terbantahkan (ayat 1–3)
➡️ Bildad menekankan bahwa:

  • Tuhan memiliki kuasa atas segala kerajaan
  • Kedamaian ada di bawah kekuasaan-Nya
  • Tak ada yang bisa menghitung bala tentara-Nya
    ➡️ “Atas siapakah cahaya-Nya tidak terbit?”

🎯 Tuhan memang Mahakuasa, Mahakudus, dan tak terselami — ini benar secara doktrin.


📌 2. Manusia Tidak Murni di Hadapan Allah (ayat 4–6)
➡️ Bildad bertanya:

“Bagaimana manusia bisa benar di hadapan Allah?”
➡️ Bahkan:

  • Bulan tidak terang di hadapan-Nya
  • Bintang pun tidak murni
  • Apalagi manusia yang seperti ulat dan cacing

🎯 Ini gambaran dramatis tentang kekudusan Tuhan dan kehinaan manusia, tapi terasa menghina bila dilontarkan pada orang yang sedang menderita.


📖 Pengajaran Utama

  • Allah itu Mahakudus dan Mahamulia, tak tersentuh oleh dosa
  • Manusia, sebaik apa pun, tetap lemah dan tidak dapat menyamai kekudusan Allah
  • Kerendahan hati sangat penting dalam menghadapi Allah
  • Namun, teologi yang benar harus dibarengi dengan empati — tidak digunakan untuk menghakimi orang yang sedang berduka

Makna Spiritualitas (Perjanjian Baru)

📖 Roma 3:23

“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”
➡️ Seluruh umat manusia tidak layak di hadapan Allah.

📖 Yesaya 64:6

“Segala kebenaran kami seperti kain kotor.”
➡️ Bahkan kebaikan manusia masih bercela di hadapan Tuhan.

📖 Efesus 2:8–9

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan… itu bukan hasil usahamu.”
➡️ Keselamatan bukan karena kemurnian manusia, tapi karena anugerah.

📖 Ibrani 4:15–16

“Kita mempunyai Imam Besar yang turut merasakan kelemahan kita…”
➡️ Berbeda dengan Bildad, Kristus tidak hanya benar secara teologis, tapi juga penuh belas kasih.


🕊️ “Bagaimana manusia dapat benar di hadapan Allah?” – Ayub 25:4
🕊️ “Bintang-bintang pun tidak murni di mata-Nya.” – Ayub 25:5
🕊️ “Manusia, yang hanya seperti ulat… seperti cacing di hadapan-Nya!” – Ayub 25:6


🌞
© 2025 KebenaranHidup.com  | Project Kristus
Kebijakan Privasi