1
Betapa indah langkah-langkahmu dengan sandal-sandal itu,
puteri yang berwatak luhur!
Lengkung pinggangmu bagaikan perhiasan,
karya tangan seniman.
2
Pusarmu seperti cawan yang bulat,
yang tak kekurangan anggur campur.
Perutmu timbunan gandum,
berpagar bunga-bunga bakung.
3
Seperti dua anak rusa buah dadamu,
seperti anak kembar kijang.
4
Lehermu bagaikan menara gading,
matamu bagaikan telaga di Hesybon,
dekat pintu gerbang Batrabim;
hidungmu seperti menara di gunung Libanon,
yang menghadap ke kota Damsyik.
5
Kepalamu seperti bukit Karmel,
rambut kepalamu merah lembayung;
seorang raja tertawan dalam kepang-kepangnya.
6
Betapa cantik, betapa jelita engkau,
hai tercinta di antara segala yang disenangi.
7
Sosok tubuhmu seumpama pohon korma
dan buah dadamu gugusannya.
8
Kataku: “Aku ingin memanjat pohon korma itu
dan memegang gugusan-gugusannya.
Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur
dan nafas hidungmu seperti buah apel.
9
Kata-katamu manis bagaikan anggur!”
Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya,
melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!
10
Kepunyaan kekasihku aku,
kepadaku gairahnya tertuju.
11
Mari, kekasihku, kita pergi ke padang,
bermalam di antara bunga-bunga pacar!
12
Mari, kita pergi pagi-pagi ke kebun anggur
dan melihat apakah pohon anggur sudah berkuncup,
apakah sudah mekar bunganya,
apakah pohon-pohon delima sudah berbunga!
Di sanalah aku akan memberikan cintaku kepadamu!
13
Semerbak bau buah dudaim;
dekat pintu kita ada pelbagai buah-buah yang lezat,
yang telah lama dan yang baru saja dipetik.
Itu telah kusimpan bagimu, kekasihku!
💃💘🍇 Ringkasan Kidung Agung 7 – Keindahan yang Dipuji dan Kerinduan yang Memberi Diri
Pasal ini menggambarkan pujian yang sangat rinci terhadap kecantikan sang wanita, tetapi tidak bersifat vulgar—melainkan menghormati tubuh sebagai anugerah kasih. Sang pria memuji dengan penuh kekaguman dan kelembutan. Sang wanita pun menanggapi dengan kerinduan dan kesiapan untuk memberikan dirinya secara utuh. Ini mencerminkan kasih yang matang, penuh keintiman, dan saling memberi dalam ikatan cinta.
📌 1. Pujian Indah atas Seluruh Tubuh (ayat 1–6)
“Betapa indah langkah-langkahmu… pusarmu seperti mangkuk bulat… dadamu seperti anak rusa kembar…”
- Pujiannya sangat mendetail: kaki, paha, pusar, pinggang, dada, leher, mata, hidung, rambut
- Ini bukan pujian dangkal, tapi apresiasi yang dalam dan penuh kasih terhadap seluruh keberadaan kekasihnya
🎯 Dalam kasih sejati, tubuh dilihat bukan untuk dieksploitasi, tetapi dihormati sebagai karunia cinta.
📌 2. Sang Wanita Membalas dengan Kerinduan dan Undangan (ayat 7–9a)
“Aku berkata: ‘Aku akan naik ke pohon kurma itu… dan memegang mayangnya!’”
- Wanita menanggapi pujian dengan kerinduan yang aktif dan terbuka
- Ia ingin memberikan dirinya sepenuhnya, sebagai tanggapan atas kasih yang tulus dan penuh hormat
🎯 Cinta sejati adalah timbal balik—memberi karena dikasihi, bukan karena dipaksa.
📌 3. Undangan untuk Pergi Bersama ke Pedesaan (ayat 9b–13)
“Marilah kita pergi ke ladang, bermalam di desa…”
- Wanita mengajak kekasihnya keluar ke kebun anggur dan pohon buah
- Ia menyatakan kesiapan memberi cinta yang disimpan:
“Segala buah yang baru dan yang lama… telah kusimpan bagimu, kekasihku!”
🎯 Ini adalah simbol pemberian cinta yang utuh—jiwa, raga, dan sejarah hidup—diberikan secara rela kepada orang yang tepat.
📖 Pengajaran Utama
- Cinta sejati menghargai tubuh dan pribadi secara menyeluruh, bukan hanya nafsu
- Pujian yang membangun bisa mempererat dan menghidupkan kasih
- Kerinduan dalam kasih yang sehat diekspresikan dengan kerelaan dan tanggung jawab
- Hubungan cinta yang dewasa adalah hubungan yang saling memberi, tidak egois
- Pernikahan yang diberkati Allah mewujudkan kasih yang intim namun kudus
✨ Makna Spiritualitas (Perjanjian Baru)
“Kasih itu sabar, kasih itu murah hati… tidak mencari keuntungan diri sendiri…”
“Demikian juga suami harus mengasihi istrinya seperti tubuhnya sendiri…”
“Supaya kamu masing-masing mengambil istrimu dengan cara yang kudus dan hormat…”
“Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah…”
🎯 Tubuh adalah milik Tuhan, dan kasih sejati menghormatinya. Kristus pun mengasihi mempelai-Nya (gereja) dengan kasih yang penuh pengorbanan dan kelembutan.
🕊️ “Betapa elok dan indah engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi!” – Kidung Agung 7:6
🕊️ “Aku akan naik ke pohon kurma itu dan memegang mayangnya…” – Kidung Agung 7:8
🕊️ “Segala buah yang baru dan lama telah kusimpan bagimu, kekasihku.” – Kidung Agung 7:13