1
Tetapi Ayub menjawab:
2
“Alangkah baiknya bantuanmu kepada yang tidak kuat, dan pertolonganmu kepada lengan yang tidak berdaya!
3
Alangkah baiknya nasihatmu kepada orang yang tidak mempunyai hikmat, dan pengertian yang kauajarkan dengan limpahnya!
4
Atas anjuran siapakah engkau mengucapkan perkataan-perkataan itu, dan gagasan siapakah yang kaunyatakan?
5
Roh-roh di bawah menggeletar, demikian juga air dan penghuninya.
6
Dunia orang mati terbuka di hadapan Allah, tempat kebinasaan pun tidak ada tutupnya.
7
Allah membentangkan utara di atas kekosongan, dan menggantungkan bumi pada kehampaan.
8
Ia membungkus air di dalam awan-Nya, namun awan itu tidak robek.
9
Ia menutupi pemandangan takhta-Nya, melingkupinya dengan awan-Nya.
10
Ia telah menarik garis pada permukaan air, sampai ujung perbatasan antara terang dan gelap;
11
tiang-tiang langit bergoyang-goyang, tercengang-cengang oleh hardik-Nya.
12
Ia telah meneduhkan laut dengan kuasa-Nya dan meremukkan Rahab dengan kebijaksanaan-Nya.
13
Oleh nafas-Nya langit menjadi cerah, tangan-Nya menembus ular yang tangkas.
14
Sesungguhnya, semuanya itu hanya ujung-ujung jalan-Nya; betapa lembutnya bisikan yang kita dengar dari pada-Nya! Siapa dapat memahami guntur kuasa-Nya?”
π©οΈπ£οΈπ Ringkasan Ayub 26 β “Siapa yang Sanggup Menyelami Kuasa Tuhan?”
Dalam Ayub 26, Ayub menjawab sindiran Bildad (Ayub 25) dengan ironi tajam dan pujian mendalam tentang keagungan Allah.
Ia mengecam ketiadaan empati dari sahabat-sahabatnya, lalu melukiskan kebesaran Allah yang tak terselami β dari dunia orang mati, langit, laut, hingga badai.
Ayub mengakui: apa yang kita ketahui tentang Allah hanyalah βbisikanβ dari kuasa-Nya β ujung jari-Nya saja.
Ini adalah pasal penuh keheranan rohani: iman dalam ketakjuban.
π 1. Sindiran Tajam untuk Sahabat-Sahabat (ayat 1β4)
β‘οΈ Ayub menyindir:
- βSiapa yang telah kau tolong dengan perkataanmu?β
- βSiapa yang telah kauhibur dengan kebijaksanaanmu?β
β‘οΈ Ia merasa tidak ditolong, malah dijatuhkan oleh sahabat yang sok bijak.
π― Teologi tanpa belas kasih hanya menyakiti, bukan menyembuhkan.
π 2. Kuasa Allah di Alam Gaib dan Semesta (ayat 5β13)
β‘οΈ Ayub menguraikan kuasa Allah:
- Dunia orang mati (Syeol & Abadon) terbuka di hadapan Allah
- Allah membentangkan langit utara di atas kehampaan
- Menggantung bumi tanpa penyangga
- Menyimpan air dalam awan tanpa pecah
- Menutupi wajah bulan dan menetapkan batas antara terang dan gelap
- Mengguncang laut dan memukul naga laut (Rahab)
π― Ayub menunjukkan pengetahuan mendalam tentang ciptaan, dan kebesaran Allah melampaui pemahaman manusia.
π 3. Itulah Baru Ujung Jari-Nya (ayat 14)
β‘οΈ Ayub menyimpulkan:
βItulah hanya ujung-ujung pekerjaan-Nya yang kecil… suara-Nya hanya bisikan.β
β‘οΈ Kalau itu baru “bisikan”, bagaimana dahsyatnya βguntur kuasa-Nyaβ?
π― Ayub mengakui bahwa iman sejati disertai rasa kagum dan rendah hati.
π Pengajaran Utama
- Kebesaran Tuhan tidak terbatas dan tidak sepenuhnya bisa dimengerti manusia
- Manusia hanya bisa menangkap sekelumit dari kuasa-Nya
- Sindiran terhadap orang lain yang menderita bukanlah hikmat sejati
- Iman yang benar menyadari misteri Tuhan yang luar biasa besar
β¨ Makna Spiritualitas (Perjanjian Baru)
π Roma 11:33
βO, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat, dan pengetahuan Allah…β
β‘οΈ Ayub dan Paulus sama-sama takjub atas kebesaran Tuhan.
π Ibrani 1:3
βIa menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kuasa.β
β‘οΈ Kuasa Allah bukan hanya besar β Ia menopang ciptaan setiap detik.
π Yohanes 1:3
βSegala sesuatu dijadikan oleh Dia.β
β‘οΈ Ayub melihat alam ciptaan sebagai refleksi dari Sang Pencipta.
π 1 Korintus 13:9,12
βSekarang kita mengetahui secara tidak lengkap…β
β‘οΈ Pengetahuan kita terbatas, tapi cukup untuk percaya.
ποΈ βSiapa yang kauhibur dengan perkataanmu?β β Ayub 26:2
ποΈ βIa menggantungkan bumi pada kehampaan.β β Ayub 26:7
ποΈ βIa membendung air dalam awan-awan-Nya, namun awan itu tidak pecah.β β Ayub 26:8
ποΈ βItulah ujung-ujung pekerjaan-Nyaβ¦ suara-Nya hanyalah bisikan.β β Ayub 26:14
ποΈ βSiapa dapat memahami guntur kuasa-Nya?β β Ayub 26:14b